Prabowo Ajak Anggota D-8 Memperkuat Industri Halal dan Perikanan
Presiden Prabowo Subianto hari ini menghadiri pertemuan D-8 di Kairo, Mesir. Prabowo menyebut D-8 punya potensi untuk mengembangkan ekosistem ekonomi halal dan sumber daya kelautan.
D-8 adalah organisasi kerja sama ekonomi dan pembangunan antara delapan negara berkembang yang didirikan tahun 1997. Anggotanya adalah Indonesia, Mesir, Bangladesh, Malaysia, Nigeria, Turki, dan Pakistan.
Prabowo juga menyerukan negara-negara anggota D-8 untuk menyederhanakan sekaligus mengintegrasikan prosedur bea cukai dalam pengaturan ekspor-impor barang. Ia mengatakan D-8 punya modal kuat untuk meningkatkan jaringan ekonomi kawasan.
"Kita harus secara efektif menerapkan perjanjian perdagangan preferensial di antara kita," kata Prabowo saat memberikan keterangan di forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) D-8 di Kairo, Mesir pada Kamis (12/19) waktu setempat.
Prabowo mengatakan, penguatan perdagangan antara negara anggota D-8 merupakan langkah progresif. Dia merujuk pada kondisi geografi negara-negara anggota D-8 yang memiliki sumber daya kelautan melimpah.
Ketua Umum Partai Gerindra itu menyebut negara anggota D-8 punya akses terhadap laut utama dunia seperti Samudera Atlantik, Laut Tengah, Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik.
Beragam potensi tersebut dapat menjadi modal strategis bagi negara-negara anggota D-8 untuk memanfaatkan peluang dari industri perikanan global yang memiliki nilai total mencapai US$ 600 miliar.
"Ini adalah kolaborasi yang sangat strategis. Negara D8 memiliki posisi unik untuk memanfaatkan manfaat dan sumber daya dari ekonomi biru," ujar Prabowo.
Pada kesempatan tersebut, Prabowo turut mengutip temuan PricewaterhouseCoopers yang memproyeksikan seluruh negara anggota D-8 akan masuk dalam 25 negara ekonomi terbesar dunia pada 2050.
"D8 merupakan blok ekonomi terbesar ketiga di dunia, dengan total PDB sebesar US$ 4,81 triliun pada tahun 2023," katanya.