Apa itu gencatan senjata? Dalam situasi konflik atau perang, sering kali kedua pihak sepakat melakukan gencatan senjata. Tujuannya untuk menghentikan sementara segala tindakan yang bisa merugikan masing-masing pihak, seperti serangan tembak, pembunuhan, atau pengeboman.
Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan resmi untuk melaksanakan gencatan senjata, yang akan dilaksanakan dalam tiga fase mulai 19 Januari. Pada fase pertama, kedua pihak sepakat menghentikan pertempuran sementara. Selain itu, Hamas akan membebaskan sandera-sandera warga Israel, sementara Israel akan melepaskan sejumlah tahanan dalam periode ini.
Israel dan Hamas Sepakat Lakukan Genjatan Senjata
Dalam fase genjatan senjata pertama, Israel setuju untuk menarik pasukan militer dari Gaza, melakukan pertukaran sandera dan tahanan, serta memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza. Sebanyak 33 sandera, termasuk warga negara Israel-Amerika Serikat, akan dibebaskan oleh Hamas pada fase pertama ini.
Detail mengenai fase kedua dan ketiga gencatan senjata belum diumumkan, namun Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, menyatakan bahwa rincian lebih lanjut akan diberikan pada pelaksanaan fase pertama. Ia menambahkan,
"Kami akan terus berusaha semaksimal mungkin untuk memastikan kesepakatan ini terlaksana dan berharap akhirnya membawa perdamaian."
Pejabat Hamas menyebut kesepakatan ini, sebagai kemenangan besar yang mencerminkan keteguhan dan perjuangan rakyat Gaza, serta kegagalan penjajahan dalam mencapai tujuannya.
Apa itu Gencatan Senjata?
Apa itu gencatan senjata? Gencatan senjata adalah langkah yang diambil oleh kedua pihak yang terlibat dalam perang untuk menghentikan konflik sementara waktu. Dalam bahasa Inggris, istilah ini dikenal dengan sebutan 'ceasefire'.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, gencatan senjata diartikan sebagai penghentian sementara kegiatan tembak-menembak dalam konteks perang, yang berarti kedua pihak sepakat untuk menghentikan agresi mereka sementara waktu.
Sementara itu, menurut Ensiklopedia Britannica, gencatan senjata adalah perjanjian untuk menghentikan peperangan dalam jangka waktu tertentu, memberikan kesempatan bagi pembicaraan lebih lanjut, guna mencapai kesepakatan permanen untuk mengakhiri perang. Dalam hal ini, masing-masing pihak atau negara mengirimkan delegasinya untuk merundingkan perjanjian tersebut.
Tujuan utama dari gencatan senjata adalah untuk menghentikan sementara atau sepenuhnya semua bentuk permusuhan, seperti serangan dan aksi kekerasan lainnya. Saat gencatan senjata diberlakukan, kedua pihak yang terlibat dalam konflik berhenti saling menyerang.
Jenis-jenis Gencatan Senjata
Menurut situs peacemaker.un.org, gencatan senjata dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu preliminary ceasefires dan definitive ceasefires. Berikut penjelasannya:
1. Preliminary Ceasefires
Preliminary ceasefires adalah gencatan senjata yang berlangsung di tahap awal. Dapat terjadi sebelum, setelah, atau selama proses perdamaian formal antara dua pihak yang terlibat dalam konflik.
Biasanya, tujuan dari gencatan senjata awal adalah untuk mengurangi kekerasan, menghindari krisis kemanusiaan, menciptakan kondisi yang lebih aman, membuka ruang untuk perundingan, dan sebagai langkah awal menuju penghentian perang. Namun, dalam beberapa situasi, pihak yang berkonflik terkadang memanfaatkan gencatan senjata awal untuk memperkuat pasukan mereka di lapangan.
2. Definitive Ceasefires
Definitive ceasefires adalah gencatan senjata yang bersifat permanen dan telah disepakati oleh kedua pihak yang berperang. Ini menunjukkan bahwa mereka telah berhasil melakukan perundingan untuk mengakhiri perang dan sepakat untuk berdamai.
Gencatan senjata permanen tidak selalu dimulai dengan preliminary ceasefires; jika kedua pihak sepakat untuk mengakhiri konflik, mereka dapat langsung mencapai kesepakatan gencatan senjata permanen, yang mengakhiri perang.
Kedua belah pihak kemudian dapat menandatangani perjanjian perdamaian sebagai tanda mereka berhenti berperang dan berkomitmen untuk bekerja sama dalam bidang politik, sosial, dan ekonomi di masa depan.
Contoh Gencatan Senjata
Keputusan untuk melaksanakan gencatan senjata diambil dengan berbagai alasan atau tujuan tertentu. Berikut contoh gencatan senjata:
1. Gencatan senjata antara Sekutu dan Jerman (1918)
Perang Dunia I tidak berakhir karena Jerman menyerah, melainkan setelah mereka menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan Sekutu pada 11 November 1918. Setelah itu, sejumlah perjanjian damai disusun untuk secara resmi mengakhiri perang. Salah satu perjanjian yang menandai berakhirnya Perang Dunia I adalah Perjanjian Versailles, yang ditandatangani antara Sekutu dan Jerman pada 28 Juni 1919.
2. Perjanjian Gencatan Senjata Korea
Konflik militer antara Korea Utara dan Korea Selatan pada 25 Juni 1950, berakhir setelah tiga tahun, ketika perjanjian gencatan senjata ditandatangani. Perjanjian gencatan senjata tersebut ditandatangani pada 27 Juli 1953 oleh perwakilan dari pihak-pihak yang terlibat. Mulai berlaku pada pukul 10 malam pada tanggal yang sama.
Meskipun berhasil menghentikan Perang Korea, perjanjian tersebut tidak dianggap sebagai perjanjian damai. Hingga saat ini, belum ada perjanjian damai yang ditandatangani meski pada Desember 2021, Korea Utara, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan China sepakat untuk mengumumkan penghentian perang.
3. Gencatan senjata Perang Padri
Salah satu contoh gencatan senjata yang terjadi di Indonesia berlangsung selama Perang Padri (1803-1838). Perang Padri, yang awalnya merupakan konflik antara kaum Padri dan kaum Adat di Sumatera Barat, akhirnya berkembang menjadi perang kolonial setelah Belanda terlibat. Pada Januari 1825, terjadi gencatan senjata melalui Perjanjian Masang.
Gencatan senjata ini, dilakukan karena pada saat yang sama, Belanda juga harus menghadapi perlawanan Pangeran Diponegoro di Jawa. Perang Padri baru dilanjutkan setelah Belanda berhasil menekan Perang Diponegoro pada tahun 1830.
Apa itu gencatan senjata? Gencatan senjata adalah penghentian sementara dalam konflik atau perang yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat, dengan tujuan untuk mengurangi kekerasan, membuka peluang untuk perundingan, atau meredakan krisis kemanusiaan.