Prabowo Siapkan Subsidi Bunga Kredit 5% untuk UMKM Padat Karya Senilai Rp 20 T

Prabowo
Youtube/Sekretariat Presiden
Presiden Prabowo Subianto saat konferensi pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (28/2).
19/3/2025, 20.35 WIB

Pemeritah berencana merilis insentif kredit perbankan untuk para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) senilai Rp 20 triliun. Keputusan tersebut merupakan hasil rapat terbatas antara Presiden Prabowo Subianto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Keuangan dan Dewan Ekonomi Nasional di Istana Merdeka Jakarta pada Rabu (19/3). 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan penyaluran subsidi bunga 5% bagi para pelaku UMKM yang mengajukan kredit investasi kepada perbankan tinggal menunggu pengesahan Peraturan Menteri Keuangan (PMK).  Stimulus itu disalurkan  bagi para pelaku UMKM yang mengajukan kredit investasi kepada perbankan untuk revitalisasi mesin produksi.

 "Sesudah lebaran bergulir, ini PMK-nya sedang diharmonisasi," kata Airlangga seusai rapat.

Airlangga menjelaskan, program stimulus revitalisasi permesinan bagi sektor usaha kecil dan menengah (UKM) bertujuan untuk membantu perusahaan mengganti atau memperbarui mesin produksi agar lebih kompetitif. Ia menjelaskan modernisasi mesin diyakini menjadi katalis untuk meningkatkan daya saing industri karena adanya efisiensi energi dan pertumbuhan kuantitas produksi.

Lebih jauh Airlangga mengatakan, fasilitas kredit investasi khusus ini hanya akan menyasar kepada UMKM sektor padat karya seperti produk tekstil, sepatu, makanan dan minuman, furnitur, dan kerajinan kulit. Menurut Airlangga pemerintah akan menganggung 5% dari suku bunga kredit yang diberikan oleh perbankan dengan jangka waktu delapan tahun. 

Selain itu, Ketua Umum Partai Golkar 2017-2024 itu menekankan bahwa batas maksimal kredit investasi yang bisa diajukan dalam program revitalisasi permesinan ini maksimum Rp10 miliar per entitas usaha. "Jadi berapapun kredit investasi perbankan, pemerintah potong 5%," ujarnya.

Airlangga menjelaskan industri padat karya, khususnya sektor tekstil, produk tekstil, dan apparel punya kontribusi besar terhadap perekonomian domestik. Paket insentif kredit untuk revitalisasi permesinan ini dianggap perlu agar para pelaku usaha kompetitif.

Menteri Perindustrian 2016-2019 itu pun menyebutkan industri sektor padat karya memiliki kontribusi dan menyumbang nilai ekspor mencapai US$ 2 miliar dan menyerap hampir 4 juta tenaga kerja.

"Indonesia sebetulnya sudah naik kelas ke produk-produk yang nilainya lebih tinggi. Baik itu di sepatu, kemudian di tekstil. Dan Indonesia menjadi salah satu hub yang diandalkan," kata Airlangga.




Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu