Presiden Prabowo Subianto melantik Mochamad Irfan Yusuf menjadi Menteri Haji dan Umrah di Istana Merdeka Jakarta pada Senin (8/9). Pria yang akrab disapa Gus Irfan ini sebelumnya menjabat sebagai Ketua Badan Penyelenggara atau BP Haji sejak 22 Oktober 2024.
Pengesahan revisi UU Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah mengubah status BP Haji menjadi lembaga khusus setingkat kementerian. Ketentuan ini ikut mengangkat kedudukan Gus Irfan yang sebelumnya menjabat kepala lembaga menjadi menteri.
Gus Irfan merupakan anak dari pendiri Partai Kebangkitan Umat KH. Yusuf Hasyim dan cucu pendiri Nahdlatul Ulama atau NU KH. Hasyim Asy'ari.
Pria kelahiran Jombang, Jawa Timur pada 63 tahun lalu itu pernah menjadi anggota DPR fraksi Partai Gerindra dengan masa jabatan 1 Oktober sampai 22 Oktober 2025.
Saat itu, Gus Irfan mewakili daerah pemilihan Jawa Timur VIII, yang meliputi Kabupaten Jombang, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Madiun, Kota Mojokerto, dan Kota Madiun.
Gus Irfan Aktivis NU dan Gerindra
Gus Irfan tercatat sebagai anggota dewan pembina sekaligus Wakil Ketua Umum Bidang Agama Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerindra. Pada masa Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019, ia dipercaya sebagai salah satu Juru Bicara Tim Kampanye Nasional pasangan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno.
Kini Gus Irfan menjabat Ketua Gerakan Muslim Indonesia Raya (GEMIRA), organisasi sayap Partai Gerindra.
Dalam struktur organisasi keagamaan dan kemasyarakatan, Gus Irfan aktif di lingkungan NU. Ia tercantum dalam jajaran Mustasyar atau penasihat PWNU Jawa Timur untuk periode khidmat 2024 – 2029.
Selain itu, Gus Irfan pernah menjabat Wakil Ketua Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) dan Wakil Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PWNU Jawa Timur pada 2014 – 2017.
Total Kekayaan Gus Irfan Rp 16 Miliar
Gus Irfan memiliki total kekayaan Rp 16,26 miliar dalam laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) yang disampaikan pada 29 Maret, saat masih menjabat sebagai Kepala BP Haji.
Besaran data harta itu mencakup:
- Tanah dan bangunan Rp 13,26 miliar, yang tersebar di Jombang dan Surabaya. Nilai tertinggi yakni tanah warisan seluas 9.000 m2 di Jombang seharga Rp 4,5 miliar.
- Alat transportasi dan mesin Rp 505 juta, yakni:
- Mitsubishi Pajero 2021 Rp 500 juta
- Motor Honda Vario 2010 Rp 3 juta
- Motor Yamaha Mio Rp 2 juta
- Harga bergerak lainnya Rp 70 juta
- Kas dan setara kas Rp 2,42 juta
Riwayat Pendidikan Gus Irfan
Gus Irfan menempuh pendidikan menengah atas di Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan (SMPP) Jombang atau sekarang dikenal sebagai SMA Negeri 2 Jombang pada 1977 hingga 1981.
Setelah lulus, ia melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi di Universitas Brawijaya, Malang, dan meraih gelar Sarjana (S1) pada 1985.
Pada 2000, ia kembali melanjutkan pendidikan pascasarjana di universitas yang sama. Ia berhasil meraih gelar Magister (S2) pada 2002.
Kemudian, Gus Irfan menyelesaikan program Doktoral Manajemen Pendidikan Islam (S3) di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang.
Di bidang pendidikan tinggi, Gus Irfan juga pernah menjadi dosen di Akademi Keperawatan (AKPER) Widyagama Malang pada 2013 – 2016.
Gus Irfan mengawali karier pengabdian di lingkungan pesantren sebagai Sekretaris Umum Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, pada 1989 hingga 2006. Sejak 1990 hingga sekarang, ia menjabat sebagai Wakil Ketua Yayasan Hasyim Asy'ari, lembaga yang menaungi pesantren tersebut.
Pada 1996, ia diangkat sebagai Komisaris Utama PT BPR Tebuireng, sebuah lembaga keuangan mikro berbasis pesantren, dan menjabat hingga 2016.