Penyelenggaraan Maybank Marathon 2025 berhasil menggerakkan perekonomian Bali. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Katadata Insight Center (KIC) bersama PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia), ajang lari internasional ini memberikan dampak ekonomi sebesar Rp225,5 miliar, meningkat signifikan dari Rp164 miliar pada tahun sebelumnya.
Manajer Riset dan Analitik KIC, Satria Triputra Wisnumurti, menjelaskan peningkatan nilai ekonomi tersebut dipicu oleh bertambahnya jumlah peserta menjadi 13.600 pelari, naik dari 12.700 pada 2024, serta kenaikan rata-rata belanja peserta dari Rp9,8 juta menjadi Rp12,5 juta per orang.
Dari total tersebut, Rp170,8 miliar merupakan dampak langsung dari pengeluaran peserta selama berada di Bali, sedangkan efek tidak langsung atau multiplier effect mencapai Rp225,5 miliar, dengan faktor pengali sebesar 1,32. Artinya, setiap satu rupiah pengeluaran peserta menjadi Rp1,32 dalam perputaran ekonomi lokal.
Belanja peserta terutama terserap untuk akomodasi, konsumsi, transportasi, wisata, dan oleh-oleh. Secara rata-rata, peserta menghabiskan Rp3,8 juta untuk akomodasi, Rp2,3 juta untuk makanan dan minuman, Rp1,8 juta untuk transportasi darat, Rp3,4 juta untuk kegiatan wisata, dan Rp1,1 juta untuk membeli suvenir.
“Data kami menunjukkan bahwa penyelenggaraan event berskala internasional seperti Maybank Marathon tidak hanya mendorong sport tourism, tetapi juga menciptakan efek berantai bagi perekonomian lokal. Setiap satu rupiah belanja peserta menjadi Rp1,32 dalam perputaran ekonomi lokal,” ujar Satria.
Selain dari sisi peserta, para pelaku usaha di Bali juga menikmati manfaat langsung dari penyelenggaraan acara ini. Hasil survei menunjukkan adanya kenaikan omzet harian rata-rata sebesar 56%, disertai peningkatan jumlah pelanggan harian hingga 43% selama periode Maybank Marathon berlangsung. Pelaku usaha di sektor hotel, restoran, transportasi, toko kelontong, hingga penyedia jasa wisata mengakui bahwa kehadiran ribuan peserta dan pengunjung telah memberikan dorongan besar terhadap penjualan dan aktivitas ekonomi mereka.
“Hasil riset ini memperlihatkan bagaimana kegiatan olahraga dapat menjadi katalis pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya bagi sektor UMKM dan jasa wisata. Dampak sosialnya pun besar karena turut memperkuat kebanggaan masyarakat lokal terhadap Bali sebagai destinasi sport tourism dunia,” tambah Satria.
Dari sisi perilaku peserta, studi mencatat bahwa durasi tinggal rata-rata meningkat menjadi 5 hingga 6 hari, dibandingkan 3 hingga 4 hari pada tahun sebelumnya. Sebanyak 60,9% peserta datang bersama komunitas atau rekan, 27,2% bersama pasangan, 15,2% bersama keluarga, dan 12% datang sendiri. Para peserta juga tidak hanya fokus pada lomba, tetapi aktif mengeksplorasi berbagai destinasi wisata di Bali. Sebagian besar, yakni 74,7% peserta, memilih wisata alam sebagai tujuan utama, diikuti oleh 37,9% wisata petualangan, 34,5% wisata budaya, 23% wisata kebugaran, dan 21,8% taman rekreasi.
Kegiatan ini juga berhasil membangun pengalaman positif di kalangan peserta. Hasil survei pasca-acara menunjukkan tingkat kepuasan keseluruhan (overall satisfaction) mencapai 98%, sementara 95% peserta menyatakan akan kembali mengikuti Maybank Marathon 2026, dan 98% bersedia merekomendasikan acara ini kepada teman atau keluarga. Tingginya tingkat kepuasan ini menegaskan reputasi Maybank Marathon sebagai ajang lari berstandar internasional dengan kualitas penyelenggaraan yang terus meningkat setiap tahunnya.
Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan, menyampaikan bahwa capaian positif ini mencerminkan komitmen Maybank Indonesia dalam menjadikan ajang ini lebih dari sekadar perlombaan.
“Angka peserta yang meningkat setiap tahun menjadi bukti bahwa Maybank Marathon semakin diminati pelari domestik maupun internasional. Jika menghitung kerabat peserta yang ikut berkunjung, dampak ekonominya tentu jauh lebih besar. Kami bersyukur event ini mampu mendorong perputaran dana yang signifikan di Bali,” ujar Steffano.
Project Director Maybank Marathon, Widya Permana, menyatakan, “Selain dampak ekonomi, hasil survei yang positif ini membuktikan bahwa kami mampu menggelar event berstandar internasional yang terus kami tingkatkan kualitasnya dari tahun ke tahun.”
Widya melanjutkan, ajang pertama di tanah air yang berpredikat Elite Label Road Race dari World Athletics ini memiliki dampak positif yang terus bertumbuh sehingga mendorong Maybank Indonesia untuk terus berinovasi dan menghadirkan pengalaman baru bagi peserta dan Bali sebagai tuan rumah.
“Maybank Marathon 2025 bukan sekadar kompetisi olahraga, melainkan juga katalis pertumbuhan ekonomi dan pariwisata Bali yang terus berdenyut lebih kuat di panggung internasional,” tutupnya.