Pengamat Minta Pemerintah Pikirkan Ketahanan Pangan di Ibu Kota Baru

ANTARA FOTO/Aji Styawan
Ilustrasi. Sektor pangan kerap luput dalam perencanaan perkotaan di berbagai negara.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Agustiyanti
15/1/2020, 14.58 WIB

Pemerintah dinilai perlu membuat perencanaan terkait ketahanan pangan untuk wilayah Ibu Kota Baru di Penajem Paser dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. 

Koordinator Perkumpulan Indonesia Berseru Tejo Wahyu Jatmiko mengatakan wilayah Kalimantan tak memiliki produksi beras yang cukup besar. Hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan masalah lantaran kebutuhan pangan akan meningkat dengan pemindahan ibu kota. 

"Kalau pangan, bicara beras, sedikit yang bisa dihasilkan oleh Kalimantan. Mereka banyak memiliki lahan perkebunan dan pertambangan saja," kata dia dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (15/1).

Saat ini, sebagian besar sumber karbohidrat di Kalimantan berasal dari luar pulau, seperti Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Bila terjadi lonjakan konsumsi beras, ia memperkirakan harga distribusinya lebih tinggi lantaran berasnya berasal dari luar pulau. 

(Baca: Bertemu Investor Dunia, Jokowi Beberkan Rancangan Besar Ibu Kota Baru)

Menurut dia, kebutuhan beras di ibu kota baru sebenarnya dapat dipenuhi dari Kalimantan Selatan. Namun, jumlahnya diperkirakan tak akan mampu mencukupi kebutuhan. 

Halaman:
Reporter: Rizky Alika