Virus Demam Babi Menyebar, Mentan: Harus Isolasi dan Pemusnahan

ANTARA FOTO/REUTERS/Yonhap
Petugas karantina menggunakan pakaian pelindung saat memasuki peternakan babi terkait demam babi Afrika di Paju, Korea Selatan, Rabu (18/9/2019).
11/11/2019, 14.16 WIB

"Gejala klinis dan hasil tes laboratorium menunjukkan demam babi Afrika, tetapi ada juga sampel yang positif untuk kolera babi," kata dia seperti dikutip Reuters.

Ia mengatakan, virus kolera babi pertama kali terdeteksi di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, pada September lalu. Namun, ia tidak dapat memastikan berapa banyak kematian babi yang disebabkan oleh virus ini maupun virus demam babi Afrika.

Virus kolera babi dan demam babi Afrika tidak menginfeksi manusia. “Untuk ASF (virus demam babi Afrika), yang menjadi perhatian adalah kerugian ekonomi karena penyebarannya yang cepat dan tingkat kematiannya yang tinggi,” kata dia.

Menurut dia, pemerintah telah menerapkan langkah-langkah keamanan di daerah yang terkena dampak. Upaya ini dilakukan dengan memerintahkan pihak berwenang untuk segera mengubur bangkai babi dan daerah disinfektan untuk mencegah penyebaran virus.

Selain itu, babi dan produk babi dari daerah yang terkena dampak tidak dapat diangkut ke tempat lain.

Halaman: