Perum Bulog siap menyerap 111 ton jagung produksi petani di wilayah Lampung dan Bojonegoro, Jawa Timur. Bulog akan membelinya di atas rata-rata harga acuan yang ditetapkan pemerintah sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 96 Tahun 2018 sebesar Rp 3.150 per kg.
Penyerapan itu bakal dilakukan oleh Bulog Divre Lampung sebanyak 11 ton dan Bulog Subdivre Bojonegoro 100 ton. Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Arjun Ansol Siregar mengatakan, Bulog Divre Lampung hendak bekerja sama dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Harapan Bersama dan berkoordinasi dengan Komando Distrik Militer (Kodim) 0429/Lampung Timur dalam pembelian jagung petani Desa Sadar Sriwijaya, Kecamatan Sribawono Lampung Timur.
(Baca: Pemerintah Klaim Tekan 3,4 Juta Ton Impor Jagung dalam Empat Tahun)
Di wilayah tersebut terdapat hamparan ladang jagung seluas lebih dari 9 ribu hektare dengan luas areal sudah panen lebih dari 5 ribu hektare. “Angka ini masih berpotensi panen seluas lebih dari 4 ribu hektare,” kata Arjun dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/3). Sementara itu, Bulog Subdivre Bojonegoro menjalin kerja sama dengan Gapoktan se-Kabupaten Tuban dan Paguyuban Peternak Unggas Kabupaten Tuban.
Penyerapan ini dilakukan sebagai salah satu upaya menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan untuk kepentingan petani jagung, peternak unggas, dan industri pakan. Terlebih, pada Februari sampai Maret ini beberapa daerah memasuki masa panen. "Pada bulan tersebut diperkirakan memasuki puncak panen raya jagung di Kabupaten Tuban,” kata Arjun.
(Baca: Jaga Harga, Petani Minta Bulog Tak Gelontorkan Jagung Impor)
Dalam pembelian jagung petani, selain menggunakan harga beli di atas harga acuan, Bulog akan menggunakan skema komersial sebagai salah satu bentuk dukungan pemerintah ke petani jagung. Hal itu juga bertujuan memenuhi kebutuhan peternak unggas agar tetap berperan dalam kontribusi pembangunan pertumbuhan ekonomi.