Hipmi menilai harga jagung yang anjlok sejak dua pekan terakhir saat panen raya terjadi karena infrastruktur pascapanen yang disediakan pemerintah belum memadai.
Bapanas menaikkan harga acuan pembelian (HAP) pemerintah untuk jagung di tingkat petani dari Rp 4.800 menjadi Rp 5.000 per Kg. Panen yang melimpah menyebabkan harga anjlok lebih 20%.
Bapanas mencatat, rata-rata nasional harga jagung di tingkat peternak turun lebih dari 20% dalam satu hari menjadi Rp 5.780 per kilogram pekan lalu, Rabu (8/5)
Ketergantungan pemerintah atas impor beras makin besar. Badan Pusat Statistik (BPS) bahkan mencatatkan kenaikan impor beras mencapai 921,51% secara tahunan (yoy) pada Maret 2024.
Pemerintah memutuskan untuk menyetop impor jagung untuk memastikan penyerapan produksi jagung dalam negeri bisa berjalan secara optimal dan menjaga harga di tingkat petani.