Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah siap membeli karet dari petani untuk digunakan sebagai bahan baku campuran aspal dalam proyek infrastruktur. Hal ini dilakukan pemerintah sebagai salah satu cara mendorong permintaan pasca-anjloknya harga karet di pasar dunia.

Menurut Jokowi, harga jual karet petani saat ini telah jatuh di kisaran Rp 6.000 per kilogram. Karenanya, untuk membantu meningkatkan harga karet, pihaknya telah memerintahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membeli langsung karet petani untuk digunakan sebagai bahan campuran atau olahan aspal jalan. Kementerian PUPR akan membeli karet petani dengan harga lebih tinggi dari pasaran ini berkisar Rp7.500-Rp8.000 per kg.

"Sudah sebulan ini kami kaji. Karet yang harganya jatuh jadi Rp6.000 per kg, maka saya sudah perintahkan Menteri Pekerjaan Umum, Pak Dirjen, petai karet di temoat lain untuk beli langsung dari koperasi atau petani," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) seperti dilansir dari Kantor Berita Antara dalam acara penyerahan SK Perhutanan Sosial di Taman Wisata Alam Punti Kayu Palembang, Minggu (25/11).

(Baca: Kepala Daerah Minta Pemerintah Pusat Atasi Penurunan Harga Sawit)

Dalam acara tersebut, Jokowi menerima curahan hati seorang petani karet di Palembang, Bambang Wahyudi (69) asal OKU, yang mewakili rekan-rekannya sesama petani perihal harga karet yang jatuh.

"Kalau di tempat saya itu harganya cuma Rp6.000 Pak, ya tolong dinaikkan Pak," kata Bambang yang disambut tepuk tangan rekan-rekannya sesama petani.

Merespons hal itu, Presiden Jokowi pun kemudian menjelaskan bahwa komoditas karet serta sawit merupakan komoditas global yang harganya ditentukan pasar internasional dimana saat ini semuanya turun.

"Turun semuanya. Tidak hanya Indonesia yang kena masalah ini. Semua negara penghasil sawit Indonesia Thailand kena semua. Karet juga sama belakangan harganya turun. Itu komoditas global internasional. Harga kita enggak mungkin bisa ikut campur," katanya. 

(Baca juga: Tahan Pelemahan Harga CPO, Pemerintah Siapkan Dua Strategi Kebijakan)

Namun demikian, Presiden memastikan Kementerian PUPR akan membeli karet-karet tersebut dari petani dengan harga lebih kompetitif agar demandnya meningkat sehingga harganya bisa terdongkrak.

"Kalau ada peluang lagi harga bisa lebih dari itu saya akan sampaikan. Ini disyukuri dulu," katanya.