Kementan Sebut Harga Empat Bahan Pangan Rentan Naik Saat Natal

ANTARA FOTO/Rahmad
Tim gabungan Satgas Pangan memantau ayam potong yang dijual di Pasar Impres Lhokseumawe, Aceh, Rabu (21/6). Kegiatan itu guna mengetahui ketersediaan bahan pangan dan mengawasi harga komoditas jelang Idulfitri 1438 H.
Penulis: Michael Reily
16/11/2018, 21.16 WIB

(Baca juga: Bank Dunia: Tiap Harga Beras Naik 10%, Orang Miskin Bertambah 1,2 Juta

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulanan sebesar 0,28% pada Oktober 2018, berbalik dari kondisi deflasi dua bulan berturut-turut. Penyumbang utama inflasi adalah cabai merah, bahan bakar minyak (BBM), dan tarif sewa rumah.

Kepala BPS Suhariyanto menyatakan inflasi sepanjang Januari-Oktober (year to date) sebesar 2,22%, sedangkan secara tahunan (year on year) sebesar 3,16%. “Penyebab utamanya adalah kenaikan cabai merah, bensin, dan tarif sewa rumah," katanya, awal November 2018.

Andil inflasi cabai merah sebesar 0,09%, tarif sewa rumah 0,03%, tarif kontrak rumah 0,01%, dan kenaikan bensin non-subsidi seperti Pertamax, dan Pertamax Turbo sebesar 0,06%. Selain itu, ada sumbangsih kenaikan harga emas dan perhiasan masing-masing 0,03%.

Walaupun begitu, Suhariyanto menyebut bahwa terjadi penurunan harga yang mengakibatkan deflasi seperti telur ayam ras -0,03%, bawang merah -0,02%, serta sayur dan buah -0,01%. "Harga bahan pangan masih relatif stabil," ujarnya. (Baca juga: BI Revisi Proyeksi Inflasi Tahun Ini Lebih Rendah Jadi 3,2%

Presentase Peningkatan Penjualan

KomoditasNatalTahun Baru
Beras1%1%
Kacang Tanah4,5%5,5%
Cabai Merah8%6%
Cabai Rawit6,5%10,5%
Bawang Merah3%1%
Bawang Putih1,5%0,5%
Daging Sapi2%18,5%
Daging Ayam5,5%21,5%
Telur Ayam13,5%6,5%
Gula Pasir3%1%
Minyak Goreng1%8,5%

 Sumber: BKP - Kementerian Pertanian

Halaman:
Reporter: Michael Reily