Metode Baru BPS Ungkap Neraca Beras Kuartal IV Berpotensi Defisit

ARIEF KAMALUDIN | KATADATA
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
24/10/2018, 14.31 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan neraca beras pada kuartal IV 2018 (Oktober-Desember) akan mengalami defisit. Perhitungan itu dilakukan BPS berdasarkan metodologi baru penghitungan produksi padi Kerangka Sampel Area (KSA).

Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan potensi produksi beras kuartal IV 2018 hanya akan mencapai  3,94 juta ton dengan perkiraan konsumsi sebanyak 7,45 juta ton. Sehingga, BPS menduga akan ada defisit neraca beras sebesar 3,51 juta ton pada tiga buan terakhir 2018. "Perlu diperhatikan kondisi perberasan pada Oktober, November, dan Desember," kata Suhariyanto di Jakarta, Rabu (24/10).

Secara rinci dia mencatat, luas panen pada Oktober sebesar 527 ribu ton dengan produksi beras 1,52 juta ton; luas panen pada November 410 ribu hektare dengan produksi 1,20 juta ton; serta luas panen Desember 431 ribu ton dengan produksi 1,22 juta ton.

(Baca: Pelaku Usaha Perberasan Sebut Data Produksi Kementan Overestimasi)

Sementara, proyeksi Kementerian Pertanian, produksi pada Oktober sebesar 2,3 juta ton dengan luas panen 870 ribu hektare; produksi pada November 2,06 juta ton dengan luas panen 760 ribu ton; serta produksi pada Desember 3,15 juta ton dengan luas panen 1,22 juta hektare.

Berdasarkan prediksi pihaknya, Suhariyanto menyarankan Bulog untuk mulai mengontrol pasokan beras dengan tepat untuk menjaga ketersediaan pangan  hingga akhir tahun. "Ketika pemerintah perlu intervensi hanya tergantung stok Bulog," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Michael Reily