Pengusaha Sebut Produksi Ayam dan Telur Cukup Hingga 5 Tahun ke Depan

Antara
Permintaan daging ayam terus meningkat
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
26/7/2018, 19.58 WIB

Dia juga mengungkapkan kendala lainnya yang dialami peternak dan mesti diperhatikan pemerintah seperti faktor penyakit yang berpotensi menghambat produksi. 

Direktur Pembibitan dan Produksi, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Kementerian Pertanian, Soegiono mengatakan, guna mengantisipasi lonjakan permintaan yang mengakibatkan harga jual ayam dan telur melambung, pihaknya sudah melakukan penghitungan dengan meningkatkan asumsi produksi 20% lebih tinggi dibanding permintaan.   

(Baca : Mendag Ultimatum Pengusaha Telur Turunkan Harga dalam Sepekan)

“Kami sudah perhitungkan produksi lebih besar 20% dari permintaan, makanya dalam peraturan kami minta ada gudang pendingin sebagai pencegahan kenaikan permintaan,” kata Soegiono.

Namun, kelebihan stok produksi sebesar 20% rupanya belum mampu mencegah peningkan produksi seperti saat libur panjang Lebaran kemarin. Penyebabnya, para peternak banyak yang ikut libur panjang sehingga produksi terhambat.

Namun pihaknya memastikan produksi mulai membaik karena baik ayam pedaging dan juga ayam petelur rata-rata sudah mulai memasuki usia dewasa. Catatannya, di daerah harga telur terpantau sudah mulai turun menjadi sekitar Rp 18.500 per kilogram. Sedangkan untuk ayam terpantau sebesar Rp 22 ribu per kilogram di tingkat produsen.

Sementara itu,  Kementerian Pertanian memperkirakan pada 2018, produksi telur ayam bisa mencatat surplus 241.542 ton dengan kebutuhan masyarakat 1.766.410 ton dan produksi 2.007.952 ton. Sementara itu, surplus daging ayam 508.958 ton dengan perhitungan hasil produksi 3.276.369 ton dan permintaan 3.051.276 ton.

Halaman: