Peternak Ayam Sebut Serapan Pemerintah Tak Efektif Dongkrak Harga

ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/nz
Pedagang daging ayam menggunakan pelindung wajah saat berjualan di Pasar Kemiri Muka, Depok, Jawa Barat, Kamis (30/4/2020). Asosiasi peternak ayam menilai kebijakan penyerapan ayam hidup milik peternak dari pemerintah belum efektif mendongkrak harga daging ayam.
30/4/2020, 15.45 WIB

Rencana pemerintah untuk membeli ayam hidup atau live bird milik peternak ayam kecil dinilai belum efektif dalam mendongkrak harganya di pasar. Hingga kini peternak masih merugi akibat melimpahnya pasokan dan tingginya biaya produksi.

Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam (Gopan) Suegeng Wahyudi menyebutkan harga ayam di tingkat peternak masih di angka Rp 12.000 per kilogram (kg), sedangkan biaya pakan dan produksinya mencapai Rp 16.000 per kg. Rencana pemerintah pun dinilai minim implementasi.

"Dibanding awal bulan April lebih mendekati biaya pokok produksi tapi belum sampai impas meskipun ada perbaikan sedikit. Di daerah-daerah tertentu belum merata jadi agak berkurang kerugiannya karena biaya produksinya juga turun," kata dia kepada Katadata.co.id, Kamis (30/4).

(Baca: 9 Perusahaan Besar Telah Serap 291 Ribu Ekor Ayam Peternak)

Adapun harga ayam secara nasional berdasarkan situs Pusat Informasi Harga Pangan Startegis Nasional (PIHPSN) per 30 April 2020 di tingkat konsumen mencapai Rp 28.550 per kg.

Menurut dia, kondisi ini disebabkan karena terus merosotnya permintaan masyarakat akibat pandemi corona (Covid-19). Jika dalam waktu dekat intervensi pemerintah tak segera terealisasi, diperkirakan banyak peternak yang terancam gulung tikar.

"Harus ada bantuan dari pemerintah bagi peternak yang kecil-kecil atau pro rakyat. Bentuknya bagaimana, ya harus dicari bersama entah pinjaman lunak atau mengikuti bantuan Covid-19 yang katanya Rp 405 triliun," kata Suegeng.

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto