Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau yang dikenal dengan nama Bandara Kertajati sepi peminat. Wakil Presiden Jusuf Kalla menduga kondisi tersebut imbas kurangnya penelitian sebelum pembangunan. Sebagai solusi, ia menyarankan pengembangan pariwisata di sekitar lokasi untuk meningkatkan minat masyarakat.
Ia menilai kurangnya penelitian menyebabkan lokasi bandara kurang strategis. Ia berharap masalah semacam ini tak terulang dalam pembangunan bandara selanjutnya. "Lain kali, jangan kita membuat lagi hanya karena ingin ada airport," kata dia di Kantor Wapres Jakarta, Selasa (9/4).
(Baca: Kertajati Dibidik Investor Singapura Jadi Bandara Kargo E-Commerce)
Bandara terbesar kedua setelah Soekarno Hatta tersebut berjarak hampir 100 kilometer dari Bandung, ibu kota Jawa Barat. Menurut Kalla, jarak tersebut terlalu jauh. Alhasil, maskapai penerbangan komersial pun enggan membuka rute penerbangan dari dan menuju bandara tersebut.
Menghadapi kondisi sekarang, Kalla menyarankan adanya pengembangan bisnis di Indrawayu, Subang dan sekitarnya. Misalnya, pengembangan bisnis pariwisata. Harapannya, langkah ini bisa meningkatkan daya tarik penerbangan melalui bandara tersebut.
Bandara Kertajati dibangun pada 2014 dan diresmikan Presiden Joko Widodo pada 24 Mei 2018. Mengacu pada situs resmi Bandara Kertajati, terdapat empat maskapai yang memiliki rute dari dan menuju bandara tersebut. Maskapai yang dimaksud yakni Citilink, Garuda Indonesia, Lion Air, dan Wings Air.
(Baca: Prabowo Kritik Infrastruktur Mubazir, Menhub: Apa Mau Seperti Jakarta?)
Namun, berdasarkan informasi dalam situs, hanya Citilink yang masih aktif menggunakan rutenya. Rute yang ditawarkan melalui bandara internasional tersebut hanya rute domestik. Citilink menyediakan rute Bandara Juanda Surabaya – Bandara Kertajati dan sebaliknya. Waktu penerbangan terbatas yaitu hanya satu kali pada Minggu pagi.
Reaktivasi Jalur Kereta untuk Dukung Akses ke Bandara Kertajati
Pemerintah tengah mengupayakan peningkatan akses dari dan menuju Bandara Kertajati. Sebanyak dua jalur kereta direaktivasi tahun ini yaitu Bandung-Garut dan Bandung-Cianjur, untuk kemudian diperpanjang hingga ke Bandara Kertajati di Majalengka.
Saat meninjau jalur tersebut pada awal Januari 2019, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan banyak manfaat dari reaktivasi jalur tersebut, yaitu bertambahnya alternatif transportasi bagi masyarakat dan konektivitas antarmoda, mendukung pariwisata, hingga memaksimalkan aset yang selama ini mati.
(Baca: Konektivitas Bandara Indonesia Peringkat 3 Asia Pasifik)
Rencananya, Jalur bandung-Garut dibiayai PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI, sedangkan Bandung-Cianjur dibiayai Kementerian Perhubungan. “Reaktivasi dimulai tahun ini. Jadi mulai tahun ini, PT. KAI sudah melakukan yang dari Bandung ke Garut, sedangkan dari Kemenhub melakukan dari Cianjur menuju ke Bandung” kata dia.