PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) melakukan pembaruan dan pemeliharaan sistem tiket elektronik Kereta Rel Listrik (KRL). Akibatnya, penumpang tidak bisa bertransaksi dengan uang elektronik dari bank ataupun Kartu Multi Trip (KMT).
Sebagai gantinya, KCI menjual tiket kertas seharga Rp 3.000 untuk tiap perjalanan KRL. Namun, penjualan tiket manual ini menimbulkan antrean panjang di berbagai stasiun KRL di sekitar Jakarta, hingga Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
VP Komunikasi PT KCI Eva Chairunisa pun meminta maaf atas kejadian ini. "Permintaan maaf khususnya kami sampaikan kepada para pelanggan setia kami, pemilik Kartu Multi Trip (KMT) maupun kartu uang elektronik dari bank yang tetap perlu melakukan transaksi tiket pada loket sebelum menggunakan jasa KRL selama masa pemeliharaan berlangsung," katanya, Senin (23/7/2018).
Pembaharuan sistem dan pemeliharaan telah dilakukan sejak Sabtu (21/7) lalu. Namun, hingga hari ini proses itu belum selesai hingga transaksi tiket KRL masih menggunakan tiket kertas harian. Penggunaan tiket harian diberlakukan di 79 stasiun.
(Baca: PT KCI Hapus Denda pada Tiket Harian Commuter Line)
Eva belum bisa memastikan sampai kapan proses pembaruan sistem akan berlangsung. Yang pasti, penjualan tiket kertas akan diberlakukan hingga perjalanan kereta terakhir hari ini.
“Saat ini seluruh petugas telah dikerahkan untuk mendukung pembaharuan sistem sekaligus membantu layanan kepada para pengguna KRL,” ujarnya.
Sistem tiket elektronik KRL telah berjalan sejak Juli 2013 atau lima tahun yang lalu. “Pembaharuan dan pemeliharaan sistem dalam skala keseluruhan yang berlangsung saat ini tidak dapat dihindari untuk menjaga keandalan sistem ini di masa yang akan datang,” kata Eva.
Pengguna bisa mengantre di loket maupun pada petugas di luar loket yang melayani pembelian tiket kertas ini. Di stasiun awal, tiket kertas perlu diperlihatkan ke petugas untuk ditandai bahwa tiket tersebut telah terpakai. Selanjutnya tiket dapat disimpan oleh pengguna jasa sebagai tanda bukti perjalanan.