Kapal-kapal besar saat ini sudah dapat beroperasi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Akhir pekan lalu, kapal CMA CGM Otello dengan rute langsung Jakarta-Los Angeles (Amerika Serikat), yang merupakan kapal petikemas terbesar di Indonesia bersandar di dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT).
"Sekarang Pelabuhan Tanjung Priok sudah dapat melayani kapal dengan kapasitas besar,. Dengan begitu, efisiensi logistik Indonesia menjadi lebih baik," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam siaran pers tertulisnya, Minggu (23/4). (Baca: Priok Jadi Hub Internasional, Ongkos Logistik Bisa Lebih Murah)
Ia menjelaskan, keberadaan kapal berkapasitas 8.238 petikemas dua puluh kaki atau twenty-foot equivalent units (TEUs) akan dapat menekan biaya logistik 20 persen hingga 30 persen. Selain itu, waktu tempuh pun dapat dipersingkat menjadi 10 hari.
Kapal besar tersebut dioperasikan perusahaan pelayaran asal Prancis, Compagnie Maritime d'Affretement - Compagnie Generali Maritime (CMA - CGM). Kapal dengan panjang 334 meter ini mulai berlayar pada Senin kemarin (24/4), untuk mengangkut garmen, kertas, serta furniture dari Indonesia.
Pelayaran baru tersebut diberi nama Java South East Asia Express Services/Java Sea Express Services (JAX Services). Rute tempuhnya adalah Tanjung Priok-West Coast (Los Angeles dan Oakland), dengan waktu sandar sekali sepekan secara rutin.
Direktur Utama PT Pelayaran Indonesia (Pelindo) II, Elvyn G. Masassya berharap kedatangan kapal itu bisa mempercepat pengiriman kargo dari wilayah di sekitar Jawa ke Pelabuhan Tanjung Priok sebelum diberangkatkan ke negara tujuan. Dengan begitu, kargo tersebut tidak tiba di Singapura terlebih dahulu.
Menurut dia, hal ini akan membuat biaya logistik semakin kompetitif dan Pelabuhan Tanjung Priok bisa menjadi transhipment yang menfasilitasi perpindahan kapal, di Asia Tenggara. (Baca: Gubernur Sumut Protes Hub Internasional Dipindahkan ke Tanjung Priok)
Senior Vice President CMA GM Asia, Jean-Yves Duval menilai Indonesia memang menjadi target perusahaannya untuk melakukan pengembangan strategis di Asia Tenggara. “Dan mungkin membuka peluang ekspor ke jaringan kami yaitu ke Afrika dan Amerika Latin," ujar Duval. Pada Mei, perusahaan ini akan mengoperasikan kapal berkapasitas 9.365 TEUs.
Jumlah petikemas yang tercatat dalam kegiatan bongkar muat selama tiga pekan terakhir di Pelabuhan Tanjung Priok naik dengan rata-rata 2.100 TEUs. Saat ini, pelabuhan tersebut melayani 6 juta TEUs petikemas. (Baca: Pelindo II Harap Perpres Proyek Kanal Priok - Cikarang Segera Terbit)
“Saya targetkan dua tahun lagi, Pelindo II dapat melayani kargo sebanyak 12 juta TEUs,” kata Budi Karya. Ia pun meminta perusahaan pelat merah itu meningkatkan efisiensi dengan menetapkan biaya yang lebih kompetitif.