MRT dan LRT Mahal, Pemerintah Diminta Pertimbangkan Moda Lain

Arief Kamaludin|KATADATA
Hemin (30 tahun), bekerja mengecat pipa di terowongan bawah tanah, yang merupakan bagian dari proyek pembangunan kereta massal atau Mass Rapid Transit (MRT) di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Rabu (14/12).
Penulis: Muhammad Firman
Editor: Pingit Aria
23/12/2016, 09.33 WIB

(Baca juga: Proyek Tol Jakarta - Cikampek II Berpotensi Rugikan Rp 1,3 Triliun)

Saat ini, Masyarakat Transportasi Indonesia menilai isu utama yang merundung LRT baik di Jakarta, Jabodebek maupun Palembang, terletak pada sistem pembiayaan serta keterpaduan dengan moda transportasi yang telah ada. LRT hendaknya dibangun sesuai kebutuhan perjalanan masyarakat dan tidak semata untuk keperluan penyelenggaraan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.

Leny pun mempertanyakan visibilitas daya beli masyarakat untuk menggunakan fasilitas LRT jika mesti membayar sesuai harga keekonomiannya. Di Palembang misalnya, dengan investasi Rp 7,5 triliun, estimasinya masyarakat perlu bayar Rp 30 ribu sekali jalan. “Apalagi setelah ada cost overrun sekitar Rp 1,2 triliun mungkin akan perlu bayar Rp 45 ribu sekali jalan.” Kata Leny.

Sementara itu, proses pembangunan MRT Jakarta saat ini meski menunjukkan kemajuan, namun dapat dikatakan berjalan kurang sesuai rencana. Pengajuan tambahan pinjaman sebesar Rp 2,56 triliun melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) tentunya terjadi karena adanya pembengkakan biaya. "Hal ini dapat memperberat nilai pembayaran pinjaman di masa mendatang,”kata Leny. 

(Baca juga:  Dua Bekas Pejabat ESDM Masa Sudirman Said Pimpin MRT Jakarta)

Halaman:
Reporter: Muhammad Firman