Menteri Pariwisata Arief Yahya meminta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menurunkan harga tiket maskapai low cost carrier (LCC) atau pesawat berbiaya murah. Menurutnya, tingginya harga tiket pesawat sejak awal tahun telah mengakibatkan penurunan wisatawan domestik sebesar 30%.
Penurunan kunjungan wisatawan itu paling terasa di luar Jawa. Sebab, di Jawa ada cukup banyak pilihan moda trasportasi lain, seperti kereta dan bus.
"Saya usulkan kalau memungkinkan tarif batas atas itu turunkan juga untuk LCC, idealnya sebesar 40%, sehingga wisatawan nusantara akan lebih baik," kata Arief di Jakarta, Rabu (15/5).
Sebelumnya, keputusan penurunan tarif batas atas hanya berlaku untuk full service airline (FSA) atau pesawat berlayanan penuh. Arief menyebut, penurunan tarif batas atas untuk FSA tidak akan membantu pemulihan pariwisata karena karena hanya akan mendongkrak kunjungan wisatawan hingga 10%.
(Baca: Nasib Para Pemudik Lebaran saat Harga Tiket Pesawat Mencekik)
Saat ini, Kementerian Pariwisata tengah fokus dalam pengembangan empat super prioritas, yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo. Arif juga menargetkan penyelesaian pembangunan infrastruktur dan utilitas dasar untuk tahap awal program 10 Bali Baru.
Arief menjelaskan, kenaikan harga tiket pesawat bakal memberikan keseimbangan baru bagi masyarakat dan maskapai. Namun, pangsa pasar angkutan transportasi bakal bergeser. "Saya perkirakan prosentase pesawat turun sekitar 20%, pindah ke angkutan darat sesuai penurunan data BPS (Badan Pusat Statistik)," ujarnya.
Menurutnya, wisatawan mancanegara juga terpengaruh oleh mahalnya harga tiket pesawat, tetapi jumlahnya sangat kecil, yaitu sekitar 2%-3%. Alasannya, turis asing melakukan perjalanan ke Indonesia tidak hanya mengunjungi satu kota. Sehingga, tarif pesawat yang tinggi membuat minat liburan berkurang.
(Baca: Traveloka: Lonjakan Penjualan Tiket Pesawat Tak Setinggi Mudik 2018)
Kementerian Pariwisata pun sudah menyiapkan strategi untuk menutup pengurangan 3% turis asing dengan promosi di Kepulauan Riau. Alasannya, minat wisata di wilayah perbatasan cukup menarik tambahan kunjungan sekitar 500 ribu orang pada 2018. "Tahun ini kami targetkan tambahan kompensasi jadi 1 juta orang," kata Arief lagi.