Pandemi Covid-19 Memicu Empat Perubahan Besar Perilaku Konsumen

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.
Suasana salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (18/2/2021), yang tampak sepi. Pandemi menyebabkan banyak perubahan pada perilaku dan kebutuhan konsumen.
23/3/2021, 19.40 WIB

Pola Konsumsi di Masa Pandemi

Sementara itu menurut hasil survei Katadata Insight Center (KIC) bersama Cash Pop terjadi perubahan pola konsumsi di masyarakat pada masa pandemi Covid-19. Salah satunya yaitu pengeluaran yang membengkak lebih besar dibandingkan pendapatan.

Hal ini disebabkan oleh kondisi keuangan yang memburuk karena beberapa faktor, di antaranya pemotongan gaji, pendapatan usaha yang menurun, dan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Sementara itu di saat yang sama pengeluaran meningkat karena berbagai kebutuhan, salah satunya biaya kesehatan, kebutuhan kuota internet atau pulsa, kebutuhan sehari-hari, dan biaya listrik. Simak databoks berikut ini:

Selain itu pandemi juga mengubah kebutuhan konsumen yang terkait dengan keuangan. Persoalan finansial menjadi salah satu isu utama yang dihadapi. Oleh karena itu prioritas utama konsumen di masa sulit ini yaitu melunasi tagihan atau utang.

Kebutuhan konsumen selanjutnya terkait persoalan finansial adalah belajar mengelola keuangan, belajar cara berinvestasi, dan pengelolaan keuangan dalam jaringan (daring). Selengkapnya simak databoks berikut ini:

Adapun KIC bersama Cash Pop melakukan survei guna mengetahui perilaku keuangan konsumen selama pandemi Covid-19. Survei tersebut dilakukan secara daring terhadap 2.491 responden di 34 provinsi Indonesia pada 26 Februari-1 Maret 2021.

Inovasi Pelaku Usaha

Pelaku usaha pun merespons perubahan besar yang terjadi pada konsumen. Salah satunya yaitu Unilever yang bergerak pada industri fast moving consumer goods (FMCG). Direktur Utama Unilever Indonesia, Ira Noviarti, mengatakan bahwa setidaknya ada delapan perubahan perilaku konsumen yang terjadi di masa pandemi.

"Perubahan perilaku konsumen akan terus bertahan bahkan setelah pandemi berakhir. Hal tersebut menunjukkan urgensi dari pelaku industri FMCG seperti Unilever untuk terus gesit merespons perubahan dan memanfaatkan momentum yang tidak hanya membawa tantangan tetapi juga membuka banyak peluang baru,” ujarnya.

Beberapa perubahan tersebut antara lain gaya hidup bersih dan sehat, konsumen semakin teliti akan konsumsi dan pembelian yang mereka lakukan, serta gaya hidup yang serba digital.

Merespons perubahan tersebut, Ira menyebutkan Unilever setidaknya melahirkan 40 inovasi produk baru, terutama dalam hal permintaan dan pola belanja.

Unilever melihat dan menjawab peningkatan permintaan yang signifikan untuk produk-produk yang terkait dengan kebersihan dan kesehatan. Sedangkan untuk mengantisipasi melemahnya daya beli konsumen, produk-produk dalam ukuran kemasan dan harga yang lebih ekonomis.

Dalam mengantisipasi perubahan pola belanja yang kini serba online, Unilever telah melahirkan banyak inovasi seperti layanan Home Delivery, dan peluncuran aplikasi Sahabat Warung untuk membantu para mitra pedagang warung agar tetap sehat selamat dan dapat tetap berjualan.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi