Riset dari perusahaan teknologi pemasaran niaga Criteo mengungkapkan, pertumbuhan penjualan pada ajang diskon online 11.11 tahun ini melambat dibandingkan tahun sebelumnya.
Meski demikian, asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) mempertanyakan kejelasan data yang digunakan Criteo. Pasalnya lonjakan transaksi harian pada ajang 11.11 tahun ini masih mencapai 170% dibandingkan hari biasanya. Sedangkan tahun lalu mencapai 174%.
"Selisihnya hanya 4%. Belum bisa dibilang melambat. Karena tiap data tetap ada margin error-nya juga," ujar Ketua IdEA Ignatius Untung pada Kamis (5/12).
Selain itu, sejauh ini pemain e-commerce tidak ada yang mengeluhkan pelambatan jumlah transaksi pada Harbolnas 11.11 tahun ini. Ignatius mengatakan bahwa meski data Criteo menunjukan pelambatan, namun tiap-tiap e-commerce tidak menemui kendala yang berarti dalam penjualannya.
(Baca: Asosiasi E-Commerce Khawatir Pedagang Online Wajib Berizin Usaha)
Apalagi data Criteo menunjukkan jumlah kunjungan pada platform e-commerce di 11.11 tahun ini naik hingga 113% dibandingkan hari biasa. Sedangkan tahun lalu peningkatan jumlah kunjungan ajang ini hanya mencapai 37%.
Lonjakan jumlah kunjungan ini terjadi berkat inovasi yang dilakukan e-commerce untuk menarik kunjungan seperti gim online dan live streaming. "Orang yang masuk sekali, jadi masuk berkali-kali. Begitu pun orang yang sebelumnya tidak masuk, ketika lihat, eh ada yang menarik, jadi masuk," kata Ignatius.
Sementara berdasarkan hasil riset yang dilakukan Google dan Temasek bertajuk South East Asia Internet Economy menunjukkan naiknya jumlah kunjungan pada platform e-commerce juga akan meningkatkan jumlah transaksi di platform tersebut.
Managing Director Google Indonesia Randy Mandrawan Jusuf mengatakan bahwa tingkat kunjungan konsumen berbanding lurus dengan monetisasi di e-commerce. Oleh karena itu perusahaan e-commerce seperti Tokopedia, Lazada, Bukalapak hingga Shopee bersaing meningkatkan waktu kunjungan pengguna di platform mereka.
(Baca: Poin Penting PP E-Commerce, dari Pajak hingga Aduan Konsumen)
Ignatius mengatakan, ada beberapa kemungkinan yang dapat menyebabkan pertumbuhan transaksi belanja online 11.11 tahun ini melambat. Salah satunya yaitu turunnya daya beli masyarakat. Namun, menurutnya, hal itu perlu dikaji lagi dalam agar faktor penyebabnya bisa lebih spesifik.
Selain daya beli, Ignatius mengatakan, penetrasi pasar yang dilakukan e-commerce juga berpengaruh. Apabila e-commerce tidak lagi mengembangkan pasar dan menjaring konsumen yang sudah ada, maka peningkatan penjualan tahun ini tentu tidak akan sebesar tahun lalu.
"Sebenarnya (faktornya) bisa macam-macam, mulai dari daya beli, penetrasi, bisa persaingan, kemungkinannya banyak, tapi kita tidak bisa spesifik, itu butuh studi," ungkapnya.
(Baca: Lazada Tawarkan Promosi Rp 11 Miliar Selama Pesta Diskon 11.11 di RI)