Perusahaan riset Sensor Tower melaporkan bahwa media sosial asal Tiongkok, TikTok memiliki 1,5 miliar pengguna. Jumlahnya melebihi unduhan aplikasi Instagram, 1 miliar secara global.
Sensor Tower mengatakan, unduhan aplikasi TikTok merupakan yang terbanyak ketiga untuk kategori non-gim sejak awal tahun ini. Khusus di App Store dan Google Play Store saja, unduhannya mencapai 176,5 juta per Kuartal III-2019.
Sedangkan TikTok merupakan yang terpopuler di toko aplikasi atau pihak ketiga di Tiongkok. “Aplikasi media sosial ini berhasil menembus hegemoni Facebook,” demikian dikutip dari GSM Arena, Selasa (19/11).
Aplikasi TikTok mendapat tanda unduhan miliaran pada Februari 2019. Setelah itu, aplikasi ini diunduh 500 juta lagi dalam kurun waktu tujuh bulan.
(Baca: Setelah Instagram, Giliran TikTok Luncurkan Fitur Belanja)
Selain Tiongkok, India merupakan pasar utama TikTok. Di Negeri Bollywood, aplikasi media sosial itu diunduh 466,8 juta kali di App Store dan Google Play Store. Sedangkan di Negeri Tirai Bambu, unduhannya mencapai 173,2 juta.
Pangsa pasar terbesar ketiga TikTok yakni Amerika Serikat (AS) dengan jumlah unduhan 123,8 juta. Kini, perusahaan memiliki 1,5 miliar pengguna secara global.
Belanja di aplikasi TikTok pun mencapai US$ 115,3 juta selama tahun ini. Di Tiongkok saja, belanjanya diprediksi sekitar US$ 84,5 juta atau mendekati 50% dari total pengeluaran. Di AS mencapai US$ 62,4 juta dan Inggris US$ 6,9 juta.
Persaingan TikTok dengan Instagram bukan hanya dari jumlah pengguna, tetapi juga layanan. Facebook termasuk Instagram dan WhatsApp meluncurkan beberapa fitur untuk berbelanja.
(Baca: Tik Tok Hasilkan Rp 1 Triliun dari Siaran Langsung Platformnya)
Kini, TikTok merilis dua fitur untuk berbelanja di platform mereka. Salah satunya fitur berupa tautan ke situs e-commerce di biografi profil. Layanan ini mirip Instagram pada bagian profil, di mana pengguna lainnya bisa membuka tautan itu dan langsung masuk ke situs terkait.
Selain itu, tersedia fitur yang memungkinkan pemilik akun mengarahkan pengguna lainnya atau pengikutnya ke situs e-commerce. Dengan begitu, calon pembelinya bisa langsung melihat toko online milik pengguna.
“Kami selalu bereksperimen dengan cara-cara baru untuk meningkatkan pengalaman aplikasi (User Interface dan User Experience/UI-UX) bagi pengguna," kata Juru Bicara ByteDance dikutip dari Tech Crunch akhir pekan lalu (15/11). ByteDance merupakan pengembang TikTok, berbasis di Tiongkok.
(Baca: Pengembang Tik Tok Geser Uber Jadi Startup Paling Bernilai di Dunia)