Kampanye Bukalapak untuk Pulangkan Ratusan Diaspora Indonesia

Donang Wahyu|KATADATA
Head of Group Strategic Marketing and Communications DBS Mona Monika, COO Bank DBS Indonesia, Rudy Tanjung, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Triawan Munaf, CEO Bukalapak Achmad Zaky serta Senior Associate UKM Centre Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Dewi Meisari memberikan paparan mengenai program wisausaha sosial Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang ikut ambil bagian dalam program bazar online #BelidanPeduli kerjasama Bank DBS dan Bukalapak di Jakarta, Selasa (3/11).
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
8/1/2019, 08.17 WIB

Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni masih jadi masalah bagi perkembangan bisnis digital di Tanah Air. Perusahaan e-commerce  Bukalapak pun menggagas kampanye #BukaJalanPulang untuk Warga Negara Indonesia (WNI) yang menempuh pendidikan ataupun bekerja di bidang teknologi di luar negeri.

Vice President of Talent Bukalapak Gema Buana Putra menyebutkan, ada ratusan diaspora yang direkrut perusahaannya dan kembali ke Indonesia. "Kami percaya, sampai saat ini potensi yang dimiliki oleh putra-putri bangsa mampu bersaing dengan talenta asing," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Katadata, Senin (7/1).

Setidaknya, Bukalapak mengunjungi sembilan kota di tiga negara yaitu Amerika Serikat (AS), Jepang dan Australia sepanjang 2018. Bukalapak mengadakan 29 kegiatan di ketiga negara itu untuk mengajak para diaspora kembali ke Indonesia dan bekerja di salah satu unicorn tersebut.

(Baca: Kilas Balik E-Commerce 2018: Tokopedia dan Bukalapak Terus Mendominasi)

Top-level management Bukalapak seperti Chief Operation Officer (COO) Bukalapak Willix Halim, Vice President of Engineering Bukalapak Ibrahim Arief, dan Vice President of Product Design Yoel Sumitro pun dilibatkan dalam 29 kegiatan yang dihadiri lebih dari 800 diaspora tersebut.

Adapun diaspora yang bergabung di Bukalapak mayoritas bekerja di divisi engineering. Lalu sisanya tersebar di beberapa divisi lain di Bukalapak. Para diaspora yang direkrut Bukalapak berasal dari AS, Inggris, Belanda, dan Australia. Mereka ditempatkan di berbagai level mulai dari entry level hingga top-level management.

Kriterianya, Bukalapak mencari talenta yang mempunyai kedekatan visi dan misi. Selain itu, talenta tersebut harus memiliki kompetensi yang menunjang pengembangan Bukalapak. "Kami berharap semakin banyak diaspora Indonesia yang terinspirasi untuk kembali dan membangun bangsa. Salah satunya dengan berkarya di perusahaan Indonesia,” ujarnya.

Untuk menggaet diaspora, Bukalapak juga bekerja sama dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di berbagai negara untuk melaksanakan kampanye #BukaJalanPulang. Untuk itu, Bukalapak juga rutin menggelar program terkait teknologi di Indonesia.

(Baca: Rudiantara Desak Unicorn Segera IPO sebelum Membesar Jadi Decacorn)

Salah seorang mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh pendidikan di Tokyo Institute of Technology Titani pun tertarik untuk bekerja di perusahaan Indonesia. "Mungkin, Indonesia masih punya banyak kekurangan dibanding negara lain. Tetapi setelah mendengar presentasi dari Bukalapak, membuat saya ingin berkontribusi untuk membangun Indonesia dan percaya jika Indonesia masih bisa berkembang lagi," ujarnya.

Sebelumnya, Associate Vice President of Engineering Bukalapak Ibrahim Arief menargetkan perusahaannya memiliki 1.000 teknisi hingga akhir 2018. Untuk itu, Bukalapak membangun empat pusat riset dan pengembangan (research and development/R&D) di Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Medan.

Reporter: Desy Setyowati