Go-Jek, Traveloka, Tokopedia dan Bukalapak merupakan empat startup lokal yang berhasil menyandang status unicorn dengan valuasi melebihi US$ 1 miliar. Kesuksesan keempat startup itu pun membuat para pendirinya masuk dalam daftar 150 orang terkaya Indonesia versi Majalah Globe Asia.
Mereka adalah Ferry Unardi, 30 tahun, pendiri Traveloka; Wiliam Tanuwijaya, 36 tahun, (Tokopedia); Achmad Zaki, 31 tahun, (Bukalapak) dan Nadiem Makarim, 33 tahun, (Go-Jek). "Mereka muncul dalam daftar orang terkaya di Negara ini," tulis Globe Asia, Rabu (25/7).
Globe Asia mencatat kekayaan Ferry yang menduduki urutan 146 itu mencapai US$ 145 juta. Wiliam berada di urutan 148 (US$ 130 juta), Achmad Zaky di urutan 149 (US$ 105 juta), dan Nadiem di urutan 150 (US$ 100 juta).
Keempatnya punya resep sukses tersendiri dalam mengambangkan usahanya. Mereka juga pernah sepanggung membagikan resep sukses itu dalam acara "The 1st Next Indonesia Unicorn (NextICorn) International Summit" yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
(Baca juga: Petuah Kepala BKPM hingga Investor untuk Memulai Bisnis Digital)
Nadiem memberikan tiga tips untuk para startup yakni bahwa pemodal bukan nomor satu, harus mempercayai orang lain, dan jangan pernah mengambil keputusan saat ketakutan.
"Saat ambil keputusan ketika ketakutan, di titik itu Anda dapat melakukan kesalahan, makanya jangan takut," kata Nadiem, di Nusa Dua, Bali, (9/5) lalu.
Kekayaan Para CEO Perusahaan Digital (Unicorn) versi Globe Asia 2018
Achmad Zaky mengatakan kesuksesan yang diraih Bukalapak dan unicorn lain karena memberikan pelayanan yang belum pernah ada. Menurutnya, sebelum ada Bukalapak atau Tokopedia, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mengalami berbagai kesulitan seperti mahalnya biaya sewa ruangan, tenaga kerja hingga akses pasar.
"Jangan mengulang yang sudah ada. Bikin yang baru dan dibutuhkan masa depan," katanya.
(Baca juga: Rudiantara: Valuasi 4 Unicorn sudah Melebihi 4 Operator Telekomunikasi)
Hal senada diungkapkan Ferry Unardi yang mengatakan pentingnya kepekaan dalam melihat peluang. Dia mencontohkan, Traveloka dibangun dari kesulitan yang dialaminya setiap mau pulang kampung ke Padang saat masih kuliah di Amerika.
"Lihat sekitar dan amati peluang apa saja yang bisa diciptakan, setelah itu bertahan dan terus bekerja keras," kata Ferry.
Adapun William Tanuwijaya membagi tips menghadapi investor. Dia mengatakan langkah awal memang sangat sulit untuk mendapatkan investor. Meski sulit, William mengatakan kejujuran merupakan hal yang utama untuk mendapatkan kepercayaan.
"Bila kita memberikan angka yang besar tapi tak sesuai fakta, kita sendiri yang akan kesulitan. Berikan data apa adanya tapi tunjukkan kita konsisten untuk mencapai target," kata William.