Startup e-commerce dengan model Business to Business (B2B) GudangAda merekrut mantan petinggi Grab, Huan Yang sebagai Chief Technology Officer. Perusahaan rintisan ini pun menargetkan bisnis tumbuh lima kali lipat atau 400% di tengah pandemi corona pada tahun ini.
CEO GudangAda Stevensang menilai, Huan Yang berperan penting dalam mempertahankan reputasi perusahaan di industri e-commerce produk kebutuhan sehari-hari atau Fast Moving Consumer Goods (FMCG) Indonesia. “Dengan keahlian dan pengalaman globalnya, kami dapat meningkatkan kapabilitas platform sehingga dapat mempercepat pertumbuhan bisnis,” katanya dikutip dari siaran pers, Senin (11/1).
Sebelum bergabung dengan GudangAda, Huan menjabat Head of Engineering Grabfood Merchant and Growth di Grab Holdings Inc. Ia juga pernah bekerja di Google, Facebook, dan Uber.
Di GudangAda, Huan memimpin tim teknologi di Singapura, Jakarta, dan Beijing, yang berfokus mengembangkan solusi digital pengiriman makanan. Stevensang mengatakan, penunjukkan Huan merupakan bagian dari strategi penguatan tim senior GudangAda.
GudangAda berencana membidik seluruh rantai pasokan di industri, dari produsen hingga retailer di Indonesia. Ini merupakan salah satu cara untuk mencapai pertumbuhan bisnis lima kali lipat pada tahun ini.
Perusahaan rintisan itu juga menargetkan jumlah pengguna naik dari 300 ribu per 2020 menjadi satu juta pada tahun ini. Pada 2020, nilai transaksi bruto alias GMV bulanan mencapai lebih dari US$ 600 juta dan bisnis tumbuh sembilan kali lipat sepanjang tahun.
“Didukung oleh CTO baru, Kami akan memiliki posisi kuat untuk memanfaatkan potensi pertumbuhan pasar Indonesia, serta melanjutkan misi memberdayakan pedagang tradisional dan keseluruhan rantai pasokan FMCG,” kata Stevensang.
Huan menambahkan, banyak pelaku bisnis tradisional di Indonesia yang mengalami kendala akibat rendahnya produktivitas, mahalnya biaya operasional, serta sulitnya mengadopsi teknologi. “Menghadirkan solusi teknologi yang cepat, mudah, dan murah yang bermanfaat bagi seluruh stakeholder di industri merupakan daya tarik terbesar bagi saya,” ujar dia.
GudangAda menyediakan layanan di lebih dari 500 lokasi di Indonesia. Startup ini berencana mempercepat adopsi teknologi di seluruh ekosistem rantai pasokan FMCG, untuk mencapai pertumbuhan bisnis lima kali lipat pada tahun ini.
Sebelumnya, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ahmad Heri Firdaus menambahkan, permintaan FMCG meningkat selama pandemi Covid-19. “Peluang pasar di FMCG terbuka baik sebelum dan sesudah pandemi virus corona,” ujarnya.
Tingginya permintaan bahan pokok tecermin pada Databoks di bawah ini:
Akan tetapi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sektor perdagangan termasuk FMCG terkontraksi 7,57% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal II. Heri menilai, digitalisasi dapat mendongkrak industri ini.
"Solusinya bagaimana supaya produsen dan konsumen tersentuh digitalisasi itu," ujarnya.