Saingi Amazon, Google Merambah E-commerce Bareng Shopify
Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) Google menjalankan kemitraan dengan platform e-commerce Shopify. Kemitraan itu ditujukan untuk mengembangkan lini bisnis belanja online di Google agar bisa bersaing dengan Amazon.
Melalui kemitraan itu, 1,7 juta penjual Shopify dapat terintegrasi dengan berbagai layanan di Google, seperti Google Search, Google Maps, Google Lens, Google Photos, dan YouTube. "Produk dari penjual akan muncul hanya dengan beberapa klik," kata President of Commerce and Payments Google Bill Ready dikutip dari Business Insider pada Rabu (19/5).
Google juga akan membuat produk dari penjual Shopify lebih mudah ditemukan di berbagai layanannya. "Pengguna kemudian akan mendaatkan pilihan yang banyak," kata Bill.
Selain itu, penjual Shopify juga bisa menautkan ke fitur Google Shopping Graph. Fitur baru ini mengandalkan machine learning untuk mengumpulkan harga, ulasan, dan video produk dari berbagai merek. Tujuannya untuk memberi informasi yang lebih baik kepada pembeli.
Tahun lalu, Google juga meluncurkan platform khusus untuk berbelanja yakni Merchant Center. Perusahaan menguji cobanya untuk mengintegrasikan layanan ini dengan tautan pada video di YouTube.
Simak Databoks berikut:
Pada April tahun lalu, Google juga mengizinkan pemilik usaha untuk menjual produk mereka di platform secara gratis. Bill mengatakan langkah itu dilakukan untuk membantu bisnis berjuang selama pandemi Covid-19.
Upaya Google menggandeng Shopify dilakukan untuk bisa bersaing dengan Amazon di sektor e-commerce. Selain itu, Google menganggap potensi belanja online sangat besar, apalagi saat pandemi Covid-19.
Google mencatat, selama 2020 jumlah penjual yang memanfaatkan layanannya meningkat 80%, sebagian besar merupakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Berdasarkan data dari Statista April lalu, pandemi mempercepat pertumbuhan penjualan di e-commerce, hingga nilai transaksinya diperkirakan mencapai US$ 6,5 triliun pada 2023 secara global.
Meski begitu, tiga e-commerce dari Tiongkok mendominasi pangsa pasar e-commerce global. Taobao.com, Tmall dan JD.com masing-masing menempati peringkat pertama, kedua, dan keempat, dengan pangsa pasar gabungan sebesar 37%. Sedangkan, Amazon menempati urutan ketiga dengan 10% pangsa pasar global.
Sama seperti Google, beberapa raksasa teknologi juga menyasar pasar belanja online. Facebok misalnya, pada tahun lalu memperluas akses belanja online dari sekadar di feed dan laman profil Instagram, menjadi galeri, IGTV, dan Reels. Perusahaan juga menyediakan layanan katalog produk melalui WhatsApp.
Facebook juga sudah mengembangkan layanan belanja online atau Facebook Shop sejak 2016.
Sedangkan platform video pendek TikTok merambah layanan belanja online sejak 2019. Influencer dapat mengarahkan pengikut ke akun sponsor. Sedangkan calon konsumen dapat mengeklik tautan yang ada pada profil, lalu akan diarahkan ke toko online.
Sama seperti Google, induk usaha TikTok, ByteDance juga berkolaborasi dengan Shopify pada Oktober 2020. Jutaan penjual di Shopify bisa mempromosikan barang dagangan mereka di platform TikTok.
"Kami sangat senang menjadi mitra pertama yang menyambut TikTok ke dunia e-commerce," kata Wakil Presiden Shopify, Satish Kanwar dalam pernyataan resmi dikutip dari Reuters, Oktober tahun lalu.