Transaksi bruto atau Gross Merchandise Value (GMV) TikTok Shop diperkirakan melonjak menjadi US$ 15 miliar atau sekitar Rp 230 triliun tahun ini. Social commerce asal Cina ini dikabarkan menggelontorkan insentif seperti untuk diskon, US$ 600 juta – US$ 800 juta (Rp 9 triliun - Rp 12 triliun) per tahun.

Rincian perkiraan transaksi TikTok Shop per tahun menurut laporan Momentum Works sebagai berikut:

  • 2021 US$ 600 juta
  • 2022 US$ 4,4 miliar
  • 2023 US$ 15 miliar atau sekitar Rp 230 triliun

“Ini akan menempatkan TikTok Shop di liga yang sama dengan pemain mapan Lazada dan Tokopedia,” kata Momentum Works dalam keterangan pers, Senin (21/8).

Sebelumnya, beberapa sumber Bloomberg mengatakan bahwa TikTok Shop menargetkan transaksi US$ 20 miliar atau sekitar US$ 20 miliar atau sekitar Rp 298 triliun tahun ini. Perusahaan asal Cina ini mengandalkan pertumbuhan bisnis di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

TikTok Shop hadir di sembilan negara, termasuk semua pasar utama di Asia Tenggara, Inggris, Arab Saudi, dan Amerika Serikat. “Meskipun ada banyak masalah operasional dan organisasi dengan pertumbuhan yang cepat, kepemimpinan tampaknya bertekad untuk mengejar e-commerce,” ujar Momentum Works.

Sebagai perbandingan, berikut rincian transaksi Shopee, Lazada, Tokopedia dan e-commerce lain per Semester I :

  • Shopee: tidak lagi menyediakan data transaksi sejak kuartal I 2023. Namun Momentum Works mencatat, transaksi e-commerce bernuansa oranye ini US$ 73,5 miliar sepanjang tahun lalu
  • Lazada: bukan merupakan perusahaan publik, sehingga tidak menyajikan laporan keuangan kepada umum, termasuk data transaksi. Namun Momentum Works mencatat, transaksi e-commerce bernuansa biru dan pink ini US$ 21 miliar per September 2021.
  • Tokopedia: Nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) turun 8% secara tahunan alias year on year (yoy) dari Rp 132,5 triliun menjadi Rp 121,5 triliun
  • Bukalapak: Nilai pemrosesan total atau Total Processing Value (TPV) baik layanan marketplace maupun Mitra warung naik 13% dari Rp 36,5 triliun menjadi Rp 41,1 triliun
  • Blibli: TPV keseluruhan naik 52% dari Rp 24,1 triliun menjadi Rp 36,8 triliun

Meski GMV masih jauh di bawah Shopee dan Lazada, TikTok berhasil menggaet pengguna lewat konten video pendek. Platform asal Cina ini menggaet 135 juta pengguna di Asia Tenggara per Mei, menurut data perusahaan riset pasar Insider Intelligence.

Indonesia menjadi pasar terbesar kedua setelah Amerika Serikat, menurut Statista. Jumlah pengguna TikTok di Tanah Air 113 juta.

“Pembelian impulsif dari menonton konten adalah keuntungan yang dimiliki oleh TikTok,” kata Kepala Penelitian Sektor Telekomunikasi dan Internet di DBS Bank Sachin Mittal dikutip dari CNBC Internasional, pada Mei (26/5).

“Shopee dapat kehilangan sebagian pangsa pasar, tetapi Lazada tidak bisa,” Sachin menambahkan.

Konsumen TikTok di Indonesia, Thailand, dan Filipina pun mengurangi belanja di Shopee 51%, Lazada 45%, dan offline 38% menurut survei perusahaan yang menyediakan insights terkait e-commerce Cube Asia.