TikTok Shop diperkirakan mencatatkan pangsa pasar 13,2% di Asia Tenggara tahun ini, menurut data Momentum Works. Dengan begitu, social commerce asal Cina ini semakin mendekati Tokopedia dan Lazada.
Berikut rincian proyeksi pangsa pasar e-commerce di Asia Tenggara menurut data Momentum Works:
- Shopee 46,5% 2023, 48,1% 2022
- Lazada 17,7% 2023, 20,2% 2022
- Tokopedia 13,9% 2023, 18,5% 2022
- TikTok Shop 13,2% 2023, 4,4% 2022
- Lainnya 8,7% 2023, 8,9% 2022
Catatan: angka 2023 merupakan proyeksi
Transaksi bruto atau Gross Merchandise Value (GMV) TikTok Shop juga diprediksi melonjak menjadi US$ 15 miliar atau sekitar Rp 230 triliun tahun ini. Rincian perkiraan transaksi TikTok Shop per tahun menurut laporan Momentum Works sebagai berikut:
- 2021 US$ 600 juta
- 2022 US$ 4,4 miliar
- 2023 US$ 15 miliar atau sekitar Rp 230 triliun
“Ini akan menempatkan TikTok Shop di liga yang sama dengan pemain mapan Lazada dan Tokopedia,” kata Momentum Works dalam keterangan pers, Senin (21/8).
Sebelumnya, beberapa sumber Bloomberg mengatakan bahwa TikTok Shop menargetkan transaksi US$ 20 miliar atau sekitar US$ 20 miliar atau sekitar Rp 298 triliun tahun ini. Perusahaan asal Cina ini mengandalkan pertumbuhan bisnis di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
TikTok Shop hadir di sembilan negara, termasuk semua pasar utama di Asia Tenggara, Inggris, Arab Saudi, dan Amerika Serikat. “Meskipun ada banyak masalah operasional dan organisasi dengan pertumbuhan yang cepat, kepemimpinan tampaknya bertekad untuk mengejar e-commerce,” ujar Momentum Works.