Muncul fenomena ‘preman’ mengancam akan memblokir konten affiliator dan akun toko online di e-commerce. Berikut tanggapan Shopee dan TikTok Shop Tokopedia.
Modus ‘preman’ tersebut beragam seperti mengancam akan memberikan rating buruk hingga melaporkan akun agar diblokir.
Head of Communications Tokopedia and Shop Tokopedia Aditia Grasio Nelwan belum menerima laporan terkait modus seperti itu. Akan tetapi, ia menegaskan bahwa perusahaan akan melakukan investigasi bila terbukti ada konsumen 'nakal' seperti itu.
“Kalau memang ada, tentunya akan kami investigasi lebih lanjut," kata Aditia ditemui di Solo, Jawa Tengah, Kamis (8/8).
Ia menjelaskan, syarat dan ketentuan di aplikasi menjadi pedoman setiap aksi atau tindakan yang dilakukan oleh pembeli maupun penjual. "Misalnya memang terlihat melanggar, maka ada beberapa tindakan yang akan kami lakukan seperti investigasi dan pemeriksaan," kata dia.
Katadata.co.id mengonfirmasi kepada Shopee terkait hal serupa, namun belum ada tanggapan. Meski begitu, tim administrasi perusahaan sudah memberikan tanggapan kepada warganet yang mengeluhkan kasus ini.
“Hal ini melanggar aturan platform dan kami tidak menoleransi. Laporan seperti ini secara reguler telah kami cek, akun pelanggar secara aktif sudah dan akan terus kami blokir,” kata Shopee melalui X atau Twitter, pekan lalu (26/7).
Shopee juga mengimbau pengguna untuk terus berhati-hati. “Laporkan segala bentuk penipuan dan pelanggaran ke Shopee untuk bisa kami tindak tegas,” ujar e-commerce oranye ini.
Pernyataan tersebut menanggapi unggahan warganet di X yang merujuk pada forum Facebook juga menunjukkan salah satu anggota mengeluhkan adanya ancaman blokir akun dari pengguna e-commerce. “Saya dan beberapa teman kreator konten di Shopee Video dan mendapatkan penghasilan dari platform ini, tiba-tiba mendapatkan chat meminta uang setiap bulan,” kata dia.
Berdasarkan tangkapan layar alias screenshot yang diunggah, pelaku meminta Rp 100 ribu per bulan. Oknum mengancam akan melaporkan video yang diunggah oleh kreator konten, jika tidak membalas pesan atau memberikan uang.
Warganet di Facebook dengan akun Kurnia Wan menyebutkan, ada ‘preman online’ yang meminta transfer uang bulanan kepada affiliator di Shopee. Jika tidak, oknum tersebut akan membuat banyak laporan ke akun affiliator ke Shopee supaya diblokir.
“Kemarin aku lihat ada yang sedang ‘ngonten’ (live streaming) mengeluh di platform oranye Shopee,” kata akun tersebut di Facebook pekan lalu (31/7). “Karena yang melaporkan atau report ribuan, mungkin Shopee menganggap hal itu benar. Pemilik akun affiliate atau toko di direct message dan diancam akan dilaporkan jika tidak membayar.”
Menurut dia, affiliator yang mendapatkan banyak komisi penjualan dari satu video merasa terancam jika mendapatkan banyak laporan negatif. “Yang mencoba untuk melawan dengan mengajukan banding ke Shopee pun banyak yang gagal. Platform perlu verifikasi ‘are you human?’ untuk setiap laporan sepertinya,” kata dia.
Hal senada dikeluhkan oleh warganet di kolom komentar akun Instagram pegiat berdagang online @ceritaombotak. “Sedang ramai kasus premanisme online yang mengancam blokir toko online atau akun jika tidak memberikan uang,” demikian dikutip dari unggahan pada minggu lalu (27/7).
Unggahan itu mendapatkan 48 komentar dan 350 suka per Kamis (8/8). “Saya pernah mengalami hal ini. Dia menyamar menjadi pembeli dan mengancam memberikan rating review jelek,” kata salah warganet yang berkomentar.
Beberapa warganet lainnya menyampaikan, kejadian seperti itu terjadi di TikTok Shop Tokopedia. “Di TikTok banyak yang spam chat akun toko,” ujar salah satu netizen. Pesan yang tidak dibalas bisa memengaruhi performa toko.
Warganet lainnya juga menyatakan pernah mengalami kejadian serupa. “Akun TikTok saya diblokir karena komen tidak saya respons. Algoritme langsung turun ketika dia komen,” katanya.