LinkAja bakal menyelesaikan pendanaan seri A pada akhir tahun ini. Perusahaan teknologi finansial (fintech) pembayaran ini pun berencana menggalang investasi seri B tahun depan.
Chief Executive Officer (CEO) LinkAja Danu Wicaksana mengatakan, perusahaan membuka opsi keterlibatan perusahaan swasta dalam putaran pendanaan seri B tahun depan. “Belum tahu akan dari sektor mana saja, karena belum mulai,” katanya kepada Katadata.co.id, Jumat (7/11).
Ia sempat mengatakan bahwa penggalanan dana seri B bakal dilakukan pada Kuartal I atau II tahun depan. Ia menegaskan, perusahaannya tidak pernah menutup ‘pintu’ bagi swasta yang ingin menjadi investor.
"Kami terbuka dengan siapa pun, kami tidak pernah bilang tidak mungkin swasta (bisa masuk). Kenapa tidak?" katanya di sela-sela acara Perbanas Indonesia Banking Expo (IBEX) 2019, Rabu (6/11) lalu.
(Baca: LinkAja Siapkan Fitur Paylater Gandeng Bank dan Fintech)
Danu menjelaskan, pada umumnya, perusahaan berbasis teknologi seperti LinkAja menawarkan opsi pendanaan kepada shareholder yang sudah ada terlebih dulu. Baru kemudian ke investor lainnya.
Saat ini, ada sekitar delapan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tertarik berpartisipasi dalam pendanaan seri A yang tengah digalang LinkAja. Di antaranya Garuda Indonesia, Angkasa Pura I, Angkasa Pura II, Pegadaian, Tabungan dan Asuransi Pensiun (Taspen), Jasa Marga, Kereta Api Indonesia (KAI), dan Perum Damri.
"Kami masih menunggu konfirmasi dari beberapa BUMN untuk menyusul yang sudah bergabung," kata Danu, beberapa waktu lalu (30/9). Nantinya, BUMN tersebut bakal masuk melalui penerbitan saham baru (rights issue).
(Baca: Perkuat Layanan Transportasi, LinkAja Hadir di Gojek, Grab dan Bonceng)
Danu mengatakan, yang dicari dari masuknya BUMN ini bukan sekadar dana segar, melainkan sinergi untuk penetrasi LinkAja. "Karena sebelum ini, tidak bisa dipenetrasi. Tapi karena mereka (BUMN lain) jadi pemegang saham, jadi terbuka (penetrasi)," katanya.
LinkAja merupakan dompet digital dari PT Fintek Karya Nusantara (Finarya). Telkomsel memiliki 25% saham Finarya. Kemudian, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) memegang saham masing-masing 20%. Lalu, PT Bank Tabungan Negara (BTN) dan Pertamina masing-masing 7%, serta Asuransi Jiwasraya 1%.
Jika mengacu pada keterbukaan informasi yang diunggah oleh Telkom di situs Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 3 Juli 2019, komposisi kepemilikan saham Finarya ke depan direncanakan menjadi Telkomsel 25%, Bank Mandiri 17,03%, BRI 17,03%, BNI 17,03%, BTN 6,13%, Pertamina 6,13%, Jiwasraya 1%, Danareksa 0,63%, dan investor BUMN lain 10,02%.
LinkAja memiliki 32 juta pengguna terdaftar (registered users) dan menggaet lebih dari 250 ribu mitra penjual di Indonesia. Perusahaan mengklaim bahwa transaksinya meningkat lima kali lipat sejak Maret lalu.
(Baca: Google: Pasar Baru yang Diincar GoPay hingga LinkAja Naik 5 Kali Lipat)