Perusahaan financial technology (fintech) pinjam-meminjam PT Dana Aguna Nusantara (Danamart) menargetkan penyaluran kredit sebesar Rp 200 miliar tahun ini. Sementara, sepanjang 2018, Danamart baru menyalurkan kredit sebesar Rp 20 miliar ke Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UMKM) sejak beroperasi pada 2018.
Danamart baru terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada November 2018. "Kami berharap (bisa) mendukung dan menjadi bagian dari UMKM yang bisnisnya terus tumbuh di seluruh Indonesia," kata CEO Danamart Patrick Gunadi dalam siaran pers, Rabu (13/2).
Menurutnya, persoalan utama untuk mendukung pertumbuhan UMKM adalah permodalan. Modal yang kuat menjadi syarat utama bagi UMKM untuk terus berekspansi. Untuk itu, Danamart menawarkan supply chain financing (SCF), yakni solusi arus kas untuk membantu UMKM untuk membayar tagihan supplier.
(Baca: Terdaftar di OJK, Fintech Danamart Fokus Garap Pasar UMKM)
Danamart juga menawarkan produk invoice financing, kredit ekspor, dan property based financing. Sepanjang 2018, ketiga jenis pinjaman ini disalurkan merata. "Ini menunjukkan produk kami diterima baik oleh pasar dan UMKM merasa cocok dengan layanan ini," ujar dia.
Peminjam bisa mengajukan pinjaman mulai dari Rp 100 juta hingga Rp 2 miliar. Peminjam dapat mengajukan purchase order financing langsung untuk pertama kali. Namun, maksimal pinjaman yang diberikan (Loan to Value/LTV) oleh Danamart hanya 90% dari nilai yang diajukan.
Danamart menetapkan bunga sekitar 16-20% per tahun dengan tenor hingga 4 bulan. "Skema ini amat tepat untuk membantu pertumbuhan bisnis UMKM,” kata Patrick.
Kepada pemberi pinjaman (lender), Danamart menyediakan asuransi sebesar 90% dari nilai yang diinvestasikan. “Kami memberikan imbal hasil tetap dan investasi lender akan tumbuh secara konsisten. Kami yakin ini peluang dan kesempatan bagi lender untuk menyalurkan dana dan mendapat manfaat bunga," ujarnya.