Padahal, jumlah peminjam di fintech lending mencapai 14,1% dari rekening kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di bank. Itu pun jumlah rekening kredit UMKM tumbuh 85% selama tujuh tahun. Sementara pertumbuhan akun peminjam di fintech lending mencapai 597% dalam kurun waktu sembilan bulan.

Adapun penyaluran pinjaman melalui fintech lending sudah mencapai Rp 13,83 triliun per September 2018. Sementara OJK menargetkan penyaluran pinjamannya mencapai Rp 20 triliun hingga akhir tahun ini. "Ini menunjukan bahwa penduduk di perdesaan lebih haus permodalan yang ramah UMKM," kata Dewi. 

Di lain kesempatan, Gita salah seorang peminjam fintech lending Uang Teman menyampaikan bahwa ia mulai meminjam sejak 2016. Pinjaman itu ia gunakan untuk modal berdagang aksesoris atau keperluan anak usia di bawah tiga tahun (batita). Ia pun sudah meminjam sebanyak 50 kali melalui platform Uang Teman.

Menurutnya, kunci untuk memaksimalkan pinjaman dari fintech adalah meminjam sesuai kemampuan. "Aku biasanya pinjam disesuaikan kemampuannya saja. Biasanya (tenor pinjaman) hanya dua minggu," kata dia beberapa waktu lalu (6/11).

Sementara itu, pemberi pinjaman di Amartha, Rudy menyampaikan bahwa imbal hasil (return) yang ditawarkan cukup besar. "Risikonya juga minim karena skemanya tanggung renteng," kata dia sebagaimana dikutip dari situs resmi Amartha.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati