Diterpa Kabar Merger dengan OVO, Bos DANA Fokus Usaha saat Pandemi

ANTARA FOTO/Audy Alwi
CEO DANA Vincent Iswara (tengah) didampingi PR Manager Restituta Ajeng Arjanti, memberikan penjelasan kepada pengunjung pada Indonesia Fintech Summit & Expo 2019 di Jakarta, Selasa (24/9/2019).
19/6/2020, 15.43 WIB

Di Negeri Tirai Bambu, tersisa dua pemain fintech pembayaran besar yakni WeChat Pay dan Alipay. Maka, menurutnya kabar OVO dan DANA sepakat merger untuk bersaing dengan GoPay besutan Gojek, sangat mungkin terjadi

Lagi pula, merger akan memperkuat ekosistem di industri fintech. "Jika berkaca ke pasar Indonesia secara spesifik, kunci sukses industri fintech yakni kolaborasi," kata Nicko.

(Baca: Asosiasi Modal Ventura Respons Kabar OVO dan DANA Sepakat Merger)

Sebab, ekosistem sektor fintech pembayaran besar. Layanan yang tersedia pun beragam, mulai dari fungsi gerbang pembayaran (payment gateway), card switching, dan lainnya, yang bersifat end to end.

Di satu sisi, 80% pangsa pasar fintech pembayaran dikuasai lima pemain besar. "Tipe industrinya cukup concentrated," ujar dia.

Jika perusahaan-perusahaan di sektor fintech pembayaran merger, menurutnya investor akan semakin berminat. Apalagi, layanan pembayaran berbasis digital semakin diminati selama pandemi Covid-19.

Hal senada disampaikan oleh Ketua Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Jefri R Sirait. Ia menilai, jika OVO dan DANA benar-benar merger, maka bisnis masing-masing perusahaan dan pangsa pasarnya akan semakin kuat.

Selain itu, digitalisasi layanan pembayaran di Tanah Air akan semakin cepat. "Tentu (industrinya) menjadi lebih kuat dan ada percepatan akibat sinergi," kata dia.

(Baca: Facebook, PayPal, Google hingga Tencent Suntik Investasi ke Gojek)

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur