Decacorn Singapura, Grab dikabarkan membeli sekitar 4% saham konglomerat media di Indonesia Elang Mahkota Teknologi (Emtek). Langkah ini dinilai memperbesar peluang OVO dan DANA untuk merger.
Nilai saham yang dibeli oleh Grab disebut-sebut lebih dari Rp 4 triliun. “Ini dalam penerbitan saham baru melalui skema private placement baru-baru ini,” kata sumber Straits Times, Kamis (15/4).
Emtek mengumumkan telah menerbitkan 4,76 miliar saham baru dalam penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement. Perusahaan pun mengantongi dana segar Rp 9,3 triliun.
Hasil dari private placement itu akan digunakan untuk mengembangkan bisnis Emtek, serta mendanai operasional harian.
Perusahaan platform pencarian asal Korea Selatan, Naver Corp dan perusahaan investasi bernama H Holdings Inc menjadi pembeli saham, yang mewakili sekitar 8,4% dari modal. "Grab membeli melalui H Holdings," kata sumber yang tidak ingin disebutkan namanya.
Masuknya investor baru itu berdampak pada kepemilikan pemegang saham sebelumnya yang mengalami penurunan alias terdilusi. Ini termasuk kepemilikan saham bos Indofood Anthony Salim yang turun dari 9,08% menjadi 8,38%.
Lalu kepemilikan bos Emtek Eddy K Sariaatmadja juga turun dari 24,9% menjadi 22,96%. Sedangkan saham milik Adikarsa Sarana terdilusi dari 11,53% menjadi 10,03%.
Kemudian, kepunyaan Susanto Suwarto turun dari 12,61% menjadi 11,63%. Sedangkan saham Piet Yaury menurun dari 8,84% menjadi 8,15%.
Begitu juga dengan kepemilikan dari The Northern Trust Company S/A Archipelago turun dari 8,06% menjadi 7,43%. Lalu, kepemilikan PT Prima Visualindo berkurang dari 8,14% menjadi 6,9%.
Potensi OVO dan DANA Merger
Dalam keterbukaan informasi terkait laporan keuangan kuartal IV tahun lalu, anak usaha Emtek yakni Kreatif Media Karya (KMK) menjual 6% saham Elang Andalan Nusantara (EAN) Rp 76 miliar pada 30 Desember 2020.
Dengan begitu, informasi terkait EAN termasuk DANA dan Doku tak lagi dicantumkan dalam laporan keuangan Emtek. EAN merupakan perusahaan patungan Emtek dan Alibaba.
Alibaba sebelumnya memiliki 45% saham EAN. Sedangkan KMK mempunyai 55%. Kini, kepemilikan KMK di EAN turun menjadi 49%.
Sedangkan Grab yang dikabarkan membeli 4% saham Emtek, mendukung OVO. Masuknya decacorn Singapura itu ke Emtek dinilai membuka peluang OVO dan DANA merger.
Kabar OVO dan DANA akan merger sebenarnya sudah berhembus sejak 2019. Pendiri sekaligus pemilik Lippo Grup Mochtar Riady mengatakan, perusahaannya menjual dua pertiga saham OVO.
Pada akhir 2019, Grab dikabarkan dalam pembicaraan untuk membeli DANA dari Emtek. Sumber Reuters mengatakan, decacorn asal Singapura ini berencana menggabungkan OVO dengan DANA. Hal itu untuk melawan dominasi GoPay besutan Gojek.
Apalagi, Gojek dikabarkan semakin dekat untuk merger dengan Tokopedia. DealStreetAsia melaporkan, Tokopedia dan afiliasinya memiliki 41% saham di OVO. Rinciannya yakni Tokopedia mempunyai 36,1% saham di induk OVO, Bumi Cakrawala Perkasa.
Lalu, co-founder Tokopedia Leontinus Alpha Edison dan William Tanuwijaya memiliki 5% melalui PT Wahana Innovasi Lestari yang diakuisisi dari Grab pada Februari 2020. Grab Inc menguasai 39,2% saham di induk OVO.
Sedangkan Gojek memiliki GoPay. Seorang eksekutif yang terlibat dalam diskusi merger itu mengatakan, Tokopedia bakal menjual sahamnya di OVO apabila bergabung dengan Gojek.
Selain kabar Grab membeli saham Emtek, serta Gojek akan merger dengan Tokopedia, peluang OVO dan DANA merger semakin kuat karena faktor Alibaba. Raksasa teknologi Tiongkok ini disebut-sebut berencana menyuntik modal Grab pada akhir tahun lalu.
Alibaba memiliki saham di DANA melalui Ant Financial. “Lebih banyak pembicaraan seperti itu (merger OVO dan DANA), mungkin menyusul (di tengah diskusi Alibaba dan Grab),” kata CEO perusahaan venture builder berbasis di Singapura, Momentum Works Li Jianggan dikutip dari ChannelNewsAsia, akhir tahun lalu (23/9/2020).