Startup teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) menyiapkan dua cara untuk mengantisipasi lonjakan kredit macet. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM level 4 dikhawatirkan berdampak terhadap bisnis, dan secara tidak langsung memengaruhi kemampuan bayar peminjam.
Kredit macet atau tingkat wanprestasi pengembalian pinjaman di atas 90 hari (TWP 90) melonjak dari 1,32% Maret menjadi 1,37% pada April. Kemudian meningkat lagi menjadi 1,54% pada Mei, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Juru Bicara Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Andi Taufan Garuda Putra mengatakan, TWP fintech lending masih dalam kategori wajar selama PPKM darurat yang kini bernama PPKM level 4.
Pelaku fintech lending menyiapkan langkah untuk mengantisipasi peningkatan kredit macet. "AFPI sendiri didukung pusat data atau Fintech Data Center (FDC)," kata Taufan kepada Katadata.co.id, Kamis (22/7).
Pusat data itu memungkinkan penyelenggara fintech lending melakukan verifikasi dan pengecekan kelayakan calon peminjam (borrower).
Seluruh platform fintech lending pun wajib terintegrasi dengan FDC secara real-time. "Ini terutama untuk mengindikasi peminjam nakal," kata Taufan.
Cara lainnya yakni berfokus menyasar peminjam di sektor potensial. “Memfokuskan pinjaman kepada bisnis usaha yang cashflow-nya baik," kata CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Tambunan dalam siaran pers, Senin (19/7).
Dengan cara itu, Akseleran bisa menekan tingkat wanprestasi pada Juni menjadi 0,09%. Rasio kredit macet ini membaik dibandingkan bulan sebelumnya 0,12%.
Akseleran berfokus pada lima sektor usaha yakni konstruksi, layanan konsumen, batu bara, retail online, serta mineral dan gas (migas). Perusahaan pun menyalurkan total pinjaman usaha lebih dari Rp 400 miliar pada kuartal II, tumbuh 154% secara tahunan (year on year/yoy).
Modal Rakyat juga menerapkan strategi serupa. "Kami menyasar ke peminjam yang tidak terlalu terimbas oleh PPKM, seperti logistik, distributor retail online, dan lainnya," ujar CEO Modal Rakyat Hendoko Kwik kepada Katadata.co.id.
Selain itu, perusahaan menganalisis resiko pinjaman dengan hati-hati.
Berdasarkan situs resmi, Modal Rakyat mencatatkan tingkat wanprestasi 0,24%. Sedangkan, total penyaluran pinjaman Rp 1,7 triliun per Juli.