FBI Wanti-wanti Investor Kripto Modus ‘Sembelih Babi’ di Media Sosial

Unsplash/Brian Wangenheim
Ilustrasi cara mining Bitcoin
Penulis: Desy Setyowati
6/10/2022, 16.08 WIB

Federal Bureau of Investigation (FBI) meminta investor kripto mewaspada modus pencurian baru yakni pig butchering atau sembelih babi. Pelaku kejahatan siber ini paling banyak beraksi di media sosial dan aplikasi kencan.

Forbes melaporkan, seorang pria berumur 52 tahun dari San Fransisco, AS kehilangan US$ 1 juta atau sekitar Rp 15,2 miliar karena tertipu dengan modus pig butchering.

Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (AS) itu pun mewanti-wanti investor kripto untuk mempelajari cara mengidentifikasi dan menghindari penipuan.

Selain itu, mengingatkan lembaga dan perusahaan keuangan, serta perusahaan keamanan siber untuk menerapkan program deteksi penipuan yang lebih canggih.

“Pemerintah, lembaga keuangan, dan perusahaan keamanan harus mengambil tanggung jawab dalam mengelola risiko yang meningkat,” ujar Wakil Direktur Global Anti-Scam Org Jan Santiago dikutip dari SC Magazine, Rabu (5/10).

Apa Itu Modus Pig Butchering Kripto

Pelaku kejahatan yang menggunakan modus ini biasanya melakukan kontak dan berkomunikasi dengan calon korban dalam jangka panjang melalui berbagai media sosial atau aplikasi kencan.

Setelah merasa berhasil membuat calon korban percaya setelah berkomunikasi rutin, pelaku meyakinkan mereka untuk berinvestasi di platform kripto atau cryptocurrency palsu.

Situs web atau aplikasi palsu itu canggih. Sebab, korban bisa melacak investasi kripto mereka. Pelaku juga membuat tampilan platform seolah-olah memberikan keuntungan besar.

Peran Pemerintah dan Perusahaan

Konsultan utama di Resistant AI James Brodhurst menyampaikan, pelaku memang mengincar investor kripto individu. Namun, tanggung jawab sering kali terletak pada lembaga keuangan yang menerapkan mekanisme pencegahan penipuan.

Dengan adanya modus-modus baru seperti pig butchering, menurutnya fintech kripto harus turut melawan taktik penipuan sebagai bagian dari layanan. “Harus dikerahkan pada tingkat yang belum pernah dilakukan sebelumnya dan dengan risiko yang sangat kecil,” katanya.

Global Anti-Scam Org juga menyarankan bank dan platform perdagangan meningkatkan peringatan otomatis. Ini guna memberi peringatan kepada investor sesegera mungkin setelah transaksi mencurigakan terdeteksi.

Perusahaan juga wajib menjelaskan modus penipuan secara rinci kepada masyarakat umum untuk meningkatkan kesadaran keamanan.

Poin terakhir, sejalan dengan rekomendasi FBI, konsumen perlu mengikuti standar umum dalam berinvestasi di kripto, seperti:

  • Verifikasi validitas setiap peluang investasi
  • Mewaspadai nama domain yang meniru lembaga keuangan yang sah, terutama bursa mata uang kripto
  • Mewaspadai URL yang salah eja, seringkali dengan sedikit penyimpangan dari situs web lembaga keuangan yang sebenarnya
  • Jangan mengunduh atau menggunakan aplikasi yang tampak mencurigakan sebagai alat untuk berinvestasi kecuali Anda dapat memverifikasi keabsahannya