Orang terkaya di dunia Elon Musk mengaku takut melihat data utang kartu kredit warga Amerika Serikat atau AS yang melonjak. Bagaimana dengan tren pinjaman online atau pinjol di Indonesia?
"Bagi banyak orang, mereka benar-benar mencapai titik impas setiap bulan," kata Elon Musk saat ditanya mengenai alasan menurunkan harga Tesla saat mengumumkan laporan keuangan perusahaan dikutip dari Business Insider, Selasa (1/8).
"Bahkan, jika melihat kenaikan utang kartu kredit, mereka sebenarnya tidak impas setiap bulan. Utang kartu kredit terlihat menakutkan,” pemilik X Twitter Elon Muskmenambahkan.
Pada Juli, utang kartu kredit di Amerika Serikat melonjak ke rekor tertinggi berdasarkan data terbaru bank sentral Federal Reserve atau The Fed. Ini terjadi setelah berbulan-bulan orang Amerika mengajukan utang yang terus meningkat.
Menurut data Credit Karma, generasi milenial dan gen Z mencatatkan peningkatan utang kartu kredit yang signifikan pada kuartal kedua. Rinciannya sebagai berikut:
- Rata-rata utang kartu kredit Gen Z naik 4,2% menjadi lebih dari US$ 3.300
- Rerata utang kartu kredit generasi milenial naik 2,5% menjadi hampir US$ 7.000
Tren Pinjol di Indonesia
Paylater menjadi layanan kredit yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, bahkan ketika mereka belum pernah mendapatkan pinjaman dari bank. Ini tertuang dalam laporan Kredivo bersama Katadata Insight Center (KIC) yang berjudul Perilaku Konsumen e-Commerce Indonesia 2023: Pemulihan Ekonomi dan Tren Belanja Pasca Pandemi.
Rinciannya dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:
Menurut survei tersebut, lebih dari separuh atau 60,9% responden belum pernah mendapat layanan kredit apapun selain PayLater. Utamanya, masyarakat socio-economic status (SES) C yang pengeluarannya berkisar Rp 2 juta - Rp 4 juta per bulan.
Selain itu, mayoritas atau 39,9% dari 6.403 responden yang disurvei menggunakan layanan paylater lebih dari sekali dalam sebulan. Rinciannya sebagai berikut:
Gen Z dan milenial tercatat memiliki utang di startup pinjaman online atau pinjol Rp 43 triliun. Sebanyak Rp 1 triliun di antaranya kredit macet.
Kredit macet di industri startup teknologi finansial atau fintech lending disebut juga TWP 90 alias tingkat wanprestasi di atas 90 hari.
Menurut Beresford Research, pengelompokan generasi sebagai berikut:
- Generasi Alpha: kelahiran 2013 hingga sekarang
- Gen Z: kelahiran 1997 - 2012 atau berusia 11 - 27 tahun pada tahun ini
- Gen Y atau Milennial: kelahiran 1981 - 1996 atau berusia 28 - 43 tahun pada 2023
- Gen X: kelahiran 1965 - 1980 atau berusia 44 - 59 tahun pada tahun ini
- Baby Boomers: kelahiran 1946 - 1964 atau berusia 60 - 78 tahun pada 2023
Sementara itu, rincian utang outstanding atau yang masih berjalan di startup pinjol yakni:
- Di bawah 19 tahun Rp 164,3 miliar
- 19 – 34 tahun Rp 26 triliun
- 34 – 54 tahun Rp 16,71 triliun
- Di atas 54 tahun Rp 1,9 triliun
Jika dihitung, utang pengguna startup pinjaman online atau pinjol di bawah 19 tahun hingga 54 tahun mencapai Rp 43 triliun. Ini termasuk generasi atau gen Z, milenial, dan sebagian gen X.
Rincian kredit macet berdasarkan usia sebagai berikut:
- Di bawah 19 tahun Rp 1,71 miliar
- 19 – 34 tahun Rp 655,75 miliar
- 34 – 54 tahun Rp 402,14 miliar
- Di atas 54 tahun Rp 27,42 miliar
Kredit macet pengguna startup pinjaman online atau pinjol di bawah 19 tahun hingga 54 tahun Rp 1 triliun. Ini termasuk generasi atau gen Z, milenial, dan sebagian gen X.
Secara keseluruhan, total outstanding di aplikasi fintech lending atau pinjol resmi Rp 50,53 triliun. Ini terdiri dari:
Perseorangan: Rp 44,6 triliun, yang terdiri dari:
- UMKM: Rp 15,7 triliun
- Non-UMKM: Rp 28,9 triliun
Badan Usaha: Rp 5,9 triliun, yang terdiri dari:
- UMKM: Rp 4,1 triliun
- Non-UMKM: Rp 1,77 triliun
Dari jumlah tersebut, tingkat keberhasilan pembayaran di bawah 90 hari alias TKB 90 yakni 97,8% per April. Ini artinya, tingkat wanprestasi atau keterlambatan pembayaran di atas 90 hari alias TWP 90 2,82%.
Nilai TWP 90 atau kredit macet startup pinjaman online alias pinjol Rp 1,424 triliun. Ini terdiri dari:
- Perseorangan Rp 1,087 triliun
- Badan usaha Rp 337 miliar
Jumlah kredit macet tersebut turun tipis dibandingkan Maret Rp 1,42 triliun.