20 Ribu Desa Belum Terakses Internet, Kominfo Siapkan Satelit dan 5G

ANTARA FOTO/IGGOY EL FITRA
Ilustrasi, teknisi memperbaiki perangkat di Base Transceiver Station (BTS) salah satu provider seluler, untuk sinyal yang lebih baik, di Bungus Teluk Kabung, Padang, Sumatera Barat, Senin (12/8/2019).
21/7/2020, 08.09 WIB

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat, 15% atau 20 ribu dari total 83 ribu desa di Indonesia belum mendapat akses internet yang layak. Kementerian pun menyiapkan satelit Satria dan jaringan internet generasi kelima (5G).

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Ditjen PPI) Kementerian Kominfo, ada 12.548 desa yang belum memiliki akses layanan 4G. Sebanyak 9.113 di antaranya berada di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Kementerian menargetkan, layanan 4G hadir di 20 ribu desa tersebut. “Setidaknya, pada awal 2023 semuanya bisa menggunakan internet layak,” kata Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI)  Kementerian Kementerian Kominfo Anang Latif saat konferensi pers secara virtual, kemarin (20/7).

 Untuk mewujudkan hal itu bukan tanpa tantangan. Kementerian baru memproses pembangunan infrastruktur jaringan di 1.100 dari 9.113 desa di wilayah 3T. Pembangunannya ditarget selesai tahun ini.

Sedangkan 65% atau sekitar 7.904 lainnya berada di provinsi Papua dan Papua Barat. “Geografi di wilayah ini menjadi  tantangan utama, karena berupa gunung dan beberapa lokasi belum tersedia listrik," ujar Anang.

Oleh karena itu, kementerian membangun satelit Satria yang ditargetkan meluncur pada 2023. Proyek ini membutuhkan dana Rp 6,4 triliun.

 Namun, proses pembicaraan pendanaan proyek itu terkendala dari sisi administrasi karena pandemi corona. "Butuh beberapa round lagi sehingga administrasi ini selesai. Harapannya, di kuartal ketiga ini bisa selesai proses pembiayaannya," ujar Anang.

Saat ini, baru dua bank asing yang terlibat dalam pendanaan proyek Satria. Mereka yakni Banque publique d'investissement (BPI) dari Prancis dan Asia Infrastructure Investment Bank (AIIB) asal Tiongkok.

Selain itu, pemerintah telah memilih mitra pabrikan untuk peluncuran satelit tersebut yakni SpaceX. Ini merupakan perusahaan transportasi luar angkasa milik Elon Musk.

 Untuk meningkatkan kualitas jaringan, Kominfo juga menyiapkan aturan terkait 5G. Saat ini, kementerian masih mengkaji frekuensi yang cocok untuk jaringan internet generasi terbaru itu.

Namun, Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kominfo Ismail mengatakan, frekuensi low layer dan middle layer masih digunakan oleh operator lain. Low layer memiliki tiga frekuensi yaitu 700, 800, dan 900. Sedangkan middle layer yakni 1800, 2100, dan 2300.

“Misalnya, di bandwidth 700 digunakan oleh broadcasting operator untuk saluran televisi," kata dia. “Maka dilakukan proses Analog Switch Off.”

Namun, regulasi yang mengatur tentang Analog Switch Off  justru diundur pembahasannya oleh DPR. Aturan yang dimaksud yakni Undang-undang (UU) Penyiaran.

Penulis/Reporter: Cindy Mutia Annur

Reporter: Cindy Mutia Annur