Beberapa investor dari perusahaan asal Tiongkok, ByteDance dikabarkan menilai TikTok seharga US$ 50 miliar atau sekitar Rp 730 triliun. Valuasinya melampaui perusahaan sejenis, seperti Snapchat.
Selain itu, nilai valuasi TikTok tersebut lima kali lebih besar ketimbang Gojek. Berdasarkan data CB Insights, valuasi Gojek US$ 10 miliar. Sedangkan valuasi Grab US$ 14,3 miliar.
“Investor yang ingin mengambil alih TikTok, menghargai aplikasi media sosial itu sekitar US$ 50 miliar,” demikian kata sumber yang akrab dengan masalah itu, dikutip dari Reuters, kemarin (29/7).
ByteDance sedang mempertimbangkan berbagai opsi bisnis untuk TikTok di tengah tekanan dari Amerika Serikat (AS). Komite Investasi Asing di AS atau CFIUS mengungkapkan kekhawatiran tentang keamanan data pribadi yang dimiliki TikTok. Alasannya, karena induknya berpusat di Tiongkok.
Sumber Reuters mengatakan, ByteDance menerima proposal pengalihan kepemilikan mayoritas TikTok dari beberapa investor, termasuk Sequoia dan General Atlantic. ByteDance juga menurunkan minat akuisisi TikTok oleh perusahaan lain.
Tahun ini, pendapatan TikTok diperkirakan US$ 1 miliar. Itu artinya, tawaran para investor 50 kali lipat lebih besar dibandingkan proyeksi pendapatan TikTok.
Padahal, pendapatan pengembang aplikasi Snapchat, Snap Inc diproyeksi US$ 33 miliar, menurut penyedia data Refinitiv.
Namun, tidak jelas apakah pendiri sekaligus CEO ByteDance, Yiming Zhang, akan puas dengan tawaran itu. Apalagi, sumber lain mengatakan bahwa eksekutif ByteDance baru-baru ini membahas proyeksi valuasi TikTok melebihi US$ 50 miliar.
Alasannya, pendapatan TikTok diperkirakan mencapai US$ 6 miliar pada tahun depan. Hal ini sejalan dengan peningkatan jumlah pengguna TikTok, tecermin pada Databoks di bawah ini: