Produsen ponsel pintar (smartphone) asal Tiongkok, Huawei berencana meluncurkan sistem operasi atau operating system (OS) sendiri, Harmony OS versi terbaru pada hari ini (2/6). Ini sebagai pengganti Android, karena perusahaan tak bisa bekerja sama dengan Google imbas sanksi pemerintah Amerika Serikat (AS).

Huawei meluncurkan Harmony OS versi beta pada 2019. Kali ini, raksasa teknologi itu merilis OS versi terbaru yang diklaim lebih stabil.

"Bertepatan dengan acara besar pada Rabu (2/6), Huawei akan memperkenalkan versi kedua dari OS internal," demikian dikutip dari GSM Arena, Selasa (1/6).

Harmony OS akan tersedia pada semua perangkat seperti ponsel, tablet, jam tangan dan televisi pintar.

GSM Arena melaporkan, OS buatan sendiri itu akan diperkenalkan berbarengan dengan peluncuran MatePad Pro 2 dan Huawei Watch 3. Kedua varian ini disebut-sebut menggunakan Harmony OS.

Pekan lalu, sumber anonim GSM Arena yang mengetahui masalah tersebut mengungkapkan bahwa beberapa perangkat Huawei lain siap mengadopsi Harmony OS. Pada tahap pertama, OS versi terbaru ini akan disematkan pada Mate 40, Mate 40 Pro, Mate 40 Pro Plus, Mate 40 RS, Mate X2, Nova 8, Nova 8 Pro, dan MatePad Pro.

Pada awal 2021, President Consumer Business Software Huawei Wang Chenglu mengatakan bahwa perusahaan menargetkan Harmony OS disematkan di lebih dari 200 juta ponsel dan 100 juta perangkat lain selama setahun. Untuk itu, perusahaan berkolaborasi dengan lebih dari 20 vendor perangkat keras (hardware) dan 280 pengembang perangkat lunak (software).

Huawei mengembangkan sistem operasi sendiri yang dikenal dengan HongMeng sejak 2012. Namun awal 2019, perusahaan Tiongkok ini masuk daftar hitam (blacklist) terkait perdagangan di AS.

Alhasil, Huawei tak bisa bekerja sama dengan perusahaan AS, termasuk Google. Sejak Agustus tahun lalu, gawai Huawei tak lagi didukung OS Android maupun Layanan Seluler Google (GMS) seperti Gmail, YouTube, dan lainnya.

Sejak saat itu, Huawei mulai menyematkan Harmony OS pada perangkat. ArsTechnica mengatakan, berdasarkan pengamatan saat menjalankan remote device emulator dari Software Development Kit (SDK) Harmony OS, sistem operasi ini mirip dengan Android 10.

Pada tampilan awal (home screen) misalnya, mirip dengan yang ada di Android. Kemudian, pada desain bilah notifikasi, tampilan recent apps hingga pengaturan, Harmony OS mirip dengan Android 10.

Pada menu pengaturan, ada beberapa desain mirip seperti bidang elips yang melingkari tulisan Harmony OS. Desain itu dinilai mirip dengan desain Android 10.

Selain itu, salah satu pengembang yang menguji coba Harmony OS menilai, mesin virtualnya mirip dengan versi terbaru Android. “Partisi sistem juga dinilai serupa dengan OS milik Google,” demikian kata sumber yang tidak disebutkan namanya, dikutip dari GSM Arena, akhir tahun lalu (27/12/2020)

Mesin virtual adalah program software yang menunjukkan perilaku komputer. Selain itu, dapat melakukan tugas seperti menjalankan aplikasi dan program seperti komputer yang terpisah. Sedangkan partisi adalah pembagian ruang kosong pada media penyimpanan.

Chenglu mengatakan, Android Open Source Project atau AOSP memang berfungsi sebagai batu loncatan bagi HarmonyOS. Namun, menurutnya, hal itu ada pada versi beta, sedangkan untuk kerangka kerjanya akan diubah.

Huawei membuat Harmony OS bersifat open source, sehingga bisa digunakan oleh produsen hardware maupun pengembang aplikasi lain. “Ini tonggak sejarah ketika kami mendukung perangkat Huawei dengan Harmony OS 2.0. Pada saat yang sama, ini mungkin tersedia untuk perangkat vendor lain," kata Chenglu.

Chenglu juga menyatakan, Harmony OS akan menjadi pesaing Android ke depan. "Dalam lima tahun terakhir, tim perangkat lunak kami pada dasarnya telah menggantikan sebagian besar bagian inti sistem Android,” kata dia.

Namun, beberapa analis menilai, sistem operasi ini akan sulit mengalahkan Android milik Google. "Saya agak ragu tentang seberapa banyak yang akan benar-benar mengadopsi itu, mengingat Huawei sebenarnya merupakan pesaing," kata Analis senior di IDC Kiranjeet Kaur, dikutip dari CNET, tahun lalu (11/9/2020). 

Meski begitu, menurutnya tak menutup kemungkinan vendor lain menggunakan Harmony OS sebagai cadangan jika mendapat sanksi dari AS atau negara lain. Selain itu, “jika semakin populer, terutama di Tiongkok,” ujar Kaur. 

Hal senada disampaikan oleh wakil presiden IDC Bryan Ma. “Saya pikir mereka akan menjajaki opsi ini, tetapi tidak berkomitmen sampai ada kejelasan tentang bagaimana kebijakan AS mungkin berubah pada tahun depan,” kata dia dikutip dari CNBC Internasional, tahun lalu (10/9/2020). 

Ia menilai, Harmony OS berpotensi sukses di Negeri Panda. Ini karena Beijing mulai memperketat aturan terhadap raksasa teknologi AS, seperti Google, karena perang dagang.

Namun, “tidak mudah bagi Huawei untuk membangun perpustakaan aplikasi utama di luar Tiongkok. Ini karena banyak dari aplikasi bergantung pada Google untuk hal-hal seperti manajemen hak digital, lokasi, pembayaran, dan layanan pemberitahuan,” kata dia. 

CEO International Business Strategies Handel Jones juga mengatakan bahwa Huawei akan lebih mudah mengadopsi sistem operasi barunya di Tiongkok. Sebab, ketergantungan pada Google di Tiongkok masih rendah.

Namun, tantangannya yakni pasar AS, Eropa, India, dan negara-negara lain di mana Google mendominasi pasar sistem operasi.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan