Xiaomi menguasai pasar Eropa untuk pertama kalinya, mengalahkan Samsung dan Apple. Faktor pendorongnya yakni pertumbuhan pasar di beberapa negara dan berpindahnya konsumen Huawei.
Berdasarkan laporan terbaru Strategy Analytics, Xiaomi menguasai 25,3% pangsa pasar di Eropa pada kuartal II. Sedangkan Samsung 24% dan Apple 19,2%.
Oppo menyusul dengan 5,6% pangsa pasar. Lalu Realme 3,8%.
Xiaomi mengirimkan 12,7 juta unit ponsel pintar (smartphone) di Benua Biru atau naik 67,1% secara tahunan (year on year/yoy). Sedangkan Samsung menjual 12 juta gawai di Eropa atau turun 7%.
Associate director Strategy Analytics Boris Metodiev mengatakan, pertumbuhan pasar di beberapa negara, termasuk Eropa, membuat penjualan gadget Xiaomi melonjak. "Xiaomi melihat kesuksesan besar di Rusia, Ukraina, Spanyol dan Italia," kata Boris dikutip The Verge, Selasa (3/8).
Di negara-negara tersebut, perusahaan Tiongkok itu menggaet pelanggan yang menginginkan seri ponsel terbaru, seperti Mi dan Redmi. "Smartphone ini kaya fitur dan bernilai," kata Boris.
Selain itu, karena produknya murah. Xiaomi Mi 11 misalnya, dibanderol US$ 789. Ponsel dengan spesifikasi yang mirip yakni Samsung Galaxy S21 Ultra US$ 835.
Peningkatan penjualan Xiaomi di Eropa juga berkat anjloknya bisnis ponsel Huawei. Ini karena Huawei tak mendapatkan akses terhadap layanan Google sejak 2019 imbas pemblokiran di Amerika Serikat (AS).
Sebelumnya, Canalys mencatat bahwa Xiaomi menggeser posisi Apple dengan penjualan smartphone terbanyak kedua di dunia pada kuartal dua. Perusahaan Tiongkok ini mencatatkan peningkatan penjualan 83% yoy, sementara Appe hanya 1%.
Alhasil, pangsa pasar Xiaomi mencapai 17% secara global dan melampaui Apple 14%. Posisi pertama masih ditempati oleh Samsung dengan 19%.
Canalys mengungkapkan setidaknya empat strategi Xiaomi untuk mendongkrak penjualan. Pertama, mempercepat ekspansi.
"Xiaomi mengembangkan bisnis luar negeri dengan cepat," kata manajer riset Canalys Ben Stanton dikutip dari CNBC Internasional, pada Juli (16/7).
Di AS misalnya, pengiriman ponsel Xiaomi naik 300% yoy. Di Eropa Barat meningkat 50%.
Kedua, menggenjot produksi dan meluncurkan banyak produk baru. Asia Nikkei Review melaporkan, Xiaomi memesan komponen dan suku cadang hingga 240 juta unit kepada pemasok.
Jumlah tersebut jauh melebihi pesanan tahun lalu. Oleh karena itu, pengiriman ponsel Xiaomi sudah diprediksi akan melampaui tingkat rata-rata pengiriman tahunan iPhone.
Ketiga, mempertahankan strategi ponsel murah. Canalys mencatat, harga jual rerata ponsel Xiaomi lebih murah 40% dibandingkan Samsung dan 75% daripada Apple.
Keempat, Xiaomi mengatasi masalah kelangkaan pasokan komponen, terutama cip (chipset). Salah satunya, meningkatkan investasi pengembangan cip guna mengurangi ketergantungan terhadap ekosistem teknologi AS.