Singapura hingga AS Larang Zoom, Kominfo Buat Aplikasi Rapat Online

ANTARA
Ilustrasi, video conference
13/4/2020, 11.18 WIB

Secara tiba-tiba, Blake muncul dalam sebuah rapat online. Bahkan, ia muncul saat rapat online Angkatan Udara Australia. 

(Baca: Keamanan Zoom Diragukan, Kominfo Kaji Buat Aplikasi Rapat Virtual)

Dikutip dari ZDNet, penasehat Senat AS memperingatkan anggota Senat dan staf mereka agar tidak menggunakan Zoon karena persoalan keamanan. Penasihat Senat memang tidak melarang penggunaan Zoom, tetapi mendesak stafnya dan menyarankan pada anggota Senat untuk mencari alternatif lain seperti Skype.

Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (Federal Bureau of Investigation/FBI) pun sudah lama memperingatkan sekolah-sekolah tentang bahaya pengaturan default Zoom. Kantor Jaksa Agung New York juga meminta klarifikasi terkait upaya menjaga keamanan data pengguna.

Kementerian Luar Negeri Jerman dalam surat edaran pekan lalu meminta karyawannya berhenti menggunakan Zoom. Hal ini karena masalah keamanan dan privasi data pengguna aplikasi.

(Baca: Kominfo Dukung Sri Mulyani Pungut Pajak Zoom dan Netflix Saat Pandemi)

Di Indonesia, Kominfo meragukan keamanan data pengguna Zoom. Kominfo kemudian berkoordinasi dengan lembaga pemerintahan lain untuk menjaga keamanan saat rapat. 

"Kami koordinasikan untuk menjaga komunikasi penting termasuk rapat terbatas dijaga dengan baik. Dijamin kerahasiaannya," ujar Menteri Kominfo Johnny G Plate, beberapa waktu lalu (7/3).

Karena itu, kementerian berencana membuat aplikasi serupa sebagai alternatif dari Zoom. "Aplikasi khusus itu kami sedang mempelajari," kata dia.

Johnny mengatakan, Telkomsel sedang menyiapkan model layanan yang sama untuk rapat virtual bagi pengguna di Indonesia. Kementerian juga tengah menyiapkan aplikasi video conference untuk internal. "Kami lagi menjajaki (aplikasi rapat online). Nanti kami akan update perkembangannya," ujar Johnny. 

(Baca: Keamanan Data Dikeluhkan Pengguna, Zoom Fokus Memperbaiki Privasi)

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan