Pemerintah menargetkan pembangunan proyek satelit Satria rampung kuartal pertama tahun ini. Namun, pendanaan infrastruktur tersebut terhambat wabah virus corona.
Beberapa institusi keuangan internasional melarang pegawainya bepergian ke negara lain guna meminimalkan penyebaran virus corona. Hal itu membuat pemerintah kesulitan bertemu secara langsung dengan para investor.
Padahal, pertemuan tatap muka dengan investor sangat dibutuhkan untuk menutup pendanaan proyek tersebut. “Sedang diupayakan agar kesempatan (pertemuan) itu terlaksana dalam waktu dekat,” kata Direktur Utama Badan Aksesbilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Anang Latif kepada Katadata.co.id, Rabu (11/3).
(Baca: Pendanaan Terhambat Corona, Satelit Satria Tetap Ditarget Selesai 2022)
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny Plate mengatakan bahwa pemerintah tengah berdiskusi terkait pendanaan Satria dengan bank asing. Pembicaraan itu terhambat karena wabah virus corona.
Meski begitu, ia menargetkan satelit itu beroperasi secara komersial pada kuartal akhir 2022. “Bagaimana caranya itu yang saya minta (diupayakan)," ujar Johnny di kantornya, Jakarta, beberapa waktu lalu (10/2).
Selain itu, Johnny tak ingin pembangunan satelit itu membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Karena itu, pembiayaan proyek ini diserahkan kepada badan usaha pelaksana atau perusahaan swasta.
(Baca: Kominfo Pesimistis RI Merdeka Sinyal Tahun Ini Meski Ada Palapa Ring)
Tender proyek Satria dimenangkan oleh Konsorsium Pasifik Satelit Nusantara (PSN) yang membentuk PT Satelit Nusantara Tiga.
Sebagai informasi, pembangunan Satria membutuhkan dana Rp 6,4 triliun. Saat ini, baru dua bank asing yang terlibat dalam pendanaan proyek Satria, yaitu Banque publique d'investissement (BPI) dari Prancis dan Asia Infrastructure Investment Bank (AIIB) asal Tiongkok.
Perlu diketahui, Satria multifungsi berkapasitas 150 GB. Satelit ini bakal dimanfaatkan untuk menutup blank spot di wilayah Indonesia Timur, Tengah dan Utara. Satria akan berfokus memberikan layanan internet untuk pendidikan, kesehatan, dan pertahanan.
(Baca: PT PSN Mulai Pasarkan Internet dari Satelit Nusantara Satu )