Startup Biofourmis Gunakan AI untuk Pantau Jarak Jauh Pasien Corona

ANTARA FOTO/REUTERS/Tyrone Si
Warga memakai masker pelindung menyusul penularan virus korona baru, saat perjalanan pagi mereka di stasiun, di Hong Kong, Senin (10/2/2020).
5/3/2020, 18.41 WIB

Sebagai gambaran, pasien Covid-19 biasanya menunjukkan gejala seperti demam, batuk dan sesak napas. Semua gejala ini dipantau melalui teknologi sensor clinical-grade biosensor Everion yang dipakaikan di lengan pasien yang dikarantina di rumah atau dengan pengaturan klinis.

Biovitals Analytics yang memanfaatkan teknologi AI akan mendapatkan lebih dari 20 sinyal fisiologis dari data sensor tersebut, termasuk suhu, detak jantung, gelombang nadi darah, variabilitas detak jantung, laju pernapasan, interval antar denyut jantung dan lainnya. Data-data ini kemudian bisa diakses oleh dokter dan peneliti melalui plaform Biofourmis Biovitals.

CEO Biofourmis Kuldeep Singh Rajput mengatakan, semakin cepat indikator yang terkait dengan gejala COVID-19 diidentifikasi, maka semakin cepat pula penyedia layanan kesehatan dapat melakukan intervensi dan mencegah masalah medis yang serius. "Saat ini kami mengetahui gejala umum, tetapi kami masih mempelajari bagaimana jenis virus corona ini memengaruhi tubuh,” ujarnya.

(Baca: Corona Mewabah, GoPay: Transaksi Layanan Kesehatan Berpeluang Naik)

CEO Harmony Medical Inc. Raymond Tong mengatakan, melalui kemitraan khusus dengan Universitas Hong Kong dan para ahli terkemuka di bidangnya, ia optimistis mereka dapat menangani virus corona di kondisi yang genting dan belum pernah terjadi sebelumnya. "Usaha kami ini berpotensi menyelamatkan banyak nyawa," ujarnya.

Halaman: