Penonton acara televisi kini sudah semakin banyak yang beralih ke platform digital untuk menonton acara televisi seperti sinetron dan berita, salah satunya lewat YouTube. Data pencarian tahunan alias Year In Search 2019 yang dirilis Google Indonesia untuk merek, mencatat bahwa pencarian acara televisi di YouTube tumbuh dua kali lipat tahun ini.
Pencarian kata kunci 'sinetron' di YouTube pun tumbuh 1,2 kali lipat. Head of Large Customer Marketing Google Indonesia Muriel Makarim mengatakan, peningkatan pencarian itu terjadi karena adanya perubahan tren televisi ke konten digital.
"Salah satu faktor pendorong terbesarnya adalah convenience (kenyamanan)," ujar Muriel kepada Katadata.co.id di kantornya, Kamis (19/12).
(Baca: Google Makin Canggih, Ada Inovasi Terbaru dari Maps hingga Search)
Ia menjelaskan, hadirnya sinetron yang bisa diakses secara digital seperti di YouTube dapat memudahkan penonton untuk mengaksesnya di mana saja dan kapan saja. Apalagi, masyarakat Indonesia yang sibuk dengan aktivitasnya kini tetap bisa menonton sinetron favoritnya meskipun sudah terlewat jam tayangnya di televisi.
Google mencatat, ada beberapa judul sinetron yang populer di pencarian YouTube, di antaranya Tukang Ojek Pengkolan, Cinta Karena Cinta, Pintu Berkah. Selain sinetron, acara televisi juga kerap dicari, misalnya Indonesian Idol dan Indonesia Lawyers Club (ILC).
"Jadi, bukan hanya sinetron saja tetapi juga acara televisi yang populer di televisi, itu adalah yang konsumen semakin cari," kata Muriel.
Ia mengatakan, masyarakat Indonesia lebih suka mengikuti berita terbaru melalui video berita online. Pasalnya, data Google menyebut bahwa orang Indonesia meghabiskan 1,2 kali lebih banyak waktu untuk menonton video online daripada mengakses media sosial.
(Baca juga: Youtube, Medsos No. 1 di Indonesia)
Selain itu, 75% dari mereka yang mengonsumsi berita online mengatakan bahwa YouTube adalah saluran favorit untuk menonton video berita. Tercatat, ada 2,3 kali kenaikan pencarian pada kata kunci 'channel berita' di platfrom tersebut.
Tren tersebut terjadi, Muriel melanjutkan, karena ada beberapa faktor. Di antaranya yakni karena penonton memang terbiasa menonton saluran berita televisi favorit mereka kemudian beralih ke YouTube atau mereka memang ingin mencari topik-topik berita yang terlewat ditonton di televisi.
Selain itu YouTube kini juga telah memiliki fitur live chatbox dalam layanan live streaming sehingga penonton bisa langsung memberikan komentarnya. "Ada sedikit keterikatan, jadi mereka (penonton) bisa berinteraksi dengan penonton lain mengenai apa yang mereka dengan dari saluran televisi itu," ujarnya.
Beberapa topik yang populer dicari misalnya soal debat presiden lalu dan pemindahan ibu kota. Pencarian konten pemindahan ibu kota ke Kalimantan naik 2,9 kali lipat dengan kata kunci 'ibu kota' dan 'Kalimantan' di seluruh Indonesia.
Muriel melanjutkan, perusahaan mulai menyadari pentingnya perubahan audiens yang mulai beralih menonton secara digital. Sehingga, perusahaan perlu mencari cara untuk terus membuat para konsumennya tetap terikat dengan acara televisi yang telah mereka buat melalui konten digital seperti lewat situs, video, dan sebagainya.
Google mencatat 95% orang Indonesia yang memiliki akses internet menggunakannya untuk menonton video secara online di perangkat seluler mereka. Angka ini naik 63% sejak tahun 2016.
Selain itu, ada lebih dari 79 juta penonton berusia 18 tahun ke atas yang menonton YouTube setiap bulannya selama tahun ini. Perusahaan memprediksi, jumlah tersebut bakal terus meningkat hingga tahun depan dan konten-konten digital bakal semakin beragam jenisnya. "Apalagi, dengan akses internet yang sudah semakin merata hingga ke kota-kota kecil," ujarnya.