Huawei Technologies dilaporkan telah menyiapkan satu juta ponsel dengan sistem operasi (OS) buatan sendiri bernama HongMeng untuk uji coba. Perusahaan teknologi asal Tiongkok tersebut menargetkan peluncuran OS Hong Meng pada tahun ini, atau paling lambat tahun depan.
Mengutip Chinadaily, Huawei yang merupakan perusahaan vendor ponsel terbesar kedua di dunia dan produsen alat komunikasi terbesar dunia, meluncurkan OS sendiri untuk melawan dampak dari larangan pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap produknya.
(Baca: Huawei Diblokir, Giliran Tiongkok Beri Peringatan Perusahaan AS)
Informasi mengenai uji coba ini berasal dari laporan Rosenblatt Securities tentang rantai pasokan ponsel. Dalam laporan tersebut disampaikan OS HongMeng kompatibel dengan semua aplikasi Android dan memiliki fungsi keamanan yang lebih baik untuk melindungi data pribadi penggunanya.
CEO kelompok bisnis konsumen Huawei Yu Chengdong mengatakan OS HongMeng akan tersedia secepatnya. "Paling cepat pada musim gugur ini atau paling lambat musim semi mendatang,” ujarnya seperti dikutip China Daily, Selasa (11/6).
Menurut dia, sistem operasi tersebut akan digunakan untuk ponsel, komputer, tablet, televisi, mobil, dan perangkat pintar lainnya.
(Baca: Tak Pakai Teknologi Huawei, Eropa Butuh Rp 886 T untuk Kembangkan 5G)
Pernyataan tersebut disampaikan Yu setelah Google menyatakan pihaknya akan memutus layanan OS Android dari sebagian perangkat Huawei. Langkah ini untuk mengikuti larangan dari pemerintah AS terhadap Huawei. Pada 20 Mei, Pemerintah AS menyatakan pihaknya akan menunda larangan sehingga perangkat Huawei masih bisa memiliki akses ke OS Android selama 90 hari.
Huawei sebetulnya sudah sejak lama mengembangkan sistem operasinya sendiri. Menurut situs Huawei Central yang fokus memberitakan soal Huawei, perusahaan teknologi tersebut telah bekerja keras untuk mengembangkan sistem operasinya sendiri sejak 2012.
Pada Maret lalu, CEO Huawei Richard Yu menyampaikan, pengembangan sistem operasi ini guna mengantisipasi kondisi terburuk seperti saat ini, yakni ketika Huawei masuk daftar hitam (blacklist) terkait perdagangan di Amerika Serikat (AS).
(Baca: Google: Masuknya Huawei Dalam Daftar Hitam Bisa Bahayakan AS)
Huawei dilaporkan telah mengajukan registrasi HongMeng ke berbagai organisasi yang mencatat kekayaan intelektual di berbagai negara, termasuk Kanada, Meksiko, Korea Selatan, Australia dan Eropa.
Financial Times melaporkan bahwa Google telah menyatakan keprihatinannya tentang kondisi yang ada. Namun, komentar Google menjadi sorotan lantaran menyatakan kondisi saat ini akan mendorong Huawei mengembangkan sistem operasinya sendiri, atau Android hybrid, yang lebih rentan diretas.
Direktur jenderal Aliansi Konsumsi Informasi Xiang Ligang berpendapat argumen Google tersebut didorong oleh kekhawatiran bahwa sistem operasi yang dikembangkan sendiri oleh Huawei akan mengurangi dominasi Android di pasar ponsel pintar global.