Platfrom media sosial Twitter paparkan alasan perusahan tak sengaja mengumpulkan dan membagikan data lokasi para penggunanya ke mitra iklan pada Senin lalu (13/5). Menurut Twitter, hal ini terjadi karena bug dalam kondisi tertentu dapat melakukannya bahkan saat pengguna belum memilih untuk membagikan datanya.
Twitter mengatakan, perusahaannya telah mengonfirmasi dengan mitra iklannya bahwa data lokasi yang dibagikan tersebut belum disimpan dan hanya ada di sistem mereka untuk waktu yang singkat, dan kemudian dihapus sebagai bagian dari proses normal mereka.
“Kami telah memperbaiki masalah ini dan bekerja keras untuk memastikan hal itu tidak terjadi lagi,” ujar Twitter dalam unggahan di blognya, Senin (13/5). Perusahaan juga mengatakan bahwa telah berkomunikasi dengan orang-orang yang akunnya terkena dampak dari insiden tersebut dan memberi tahu mereka bahwa bug telah diperbaiki.
Adapun, bug tersebut diketahui hanya berpengaruh ke sebagian pengguna aplikasi Twitter melalui perangkat iOS. Umumnya, mereka adalah pengguna yang terpengaruh memiliki lebih dari satu akun Twitter di iOS dan memilih untuk membagikan lokasi mereka secara tepat menggunakan fitur opsional di satu akun.
(Baca: Kicauan Pemilu 2019 di Twitter 30% Lebih Banyak Ketimbang 2014)
Twitter mengatakan, perusahaan mungkin secara tidak sengaja mengumpulkan data lokasi untuk akun atau akun lain pada perangkat seluler yang sama, bahkan ketika akun-akun itu tidak berbagi data lokasi.
Informasi ini kemudian dibagikan kepada mitra iklan Twitter, yang tidak disebutkan namanya. Artinya, mereka menerima data lokasi yang tidak sah. Twitter mencatat bahwa tidak satu pun dari data ynag dibagikan adalah data lokasi yang tepat, karena data itu sudah berubah menjadi hanya kode pos atau kota.
“Lokasi data ini berarti tidak bisa digunakan untuk menentukan alamat atau untuk memetakan pergerakan Anda secara tepat," ujar Twitter.
Namun, tidak jelas kapan pembagian lokasi tersebut terjadi dan berapa lama kejadiannya berlangsung. Twitter tidak mengungkapkannya dalam unggahan di blognya. Perusahaan itu juga tidak menyebutkan nama mitra yang memiliki data dan menjelaskan bagaimana detail bug tersebut muncul.
(Baca: Twitter Indonesia Catat Durasi Pengunanya Naik 50% Selama Ramadan)