Penyedia layanan on-demand Grab mengumumkan perolehan dana senilai US$ 1,46 miliar atau sekitar Rp 20,44 triliun dari Softbank Vision Fund. Tambahan modal ini merupakan bagian dari putaran pendanaan Seri H yang sedang digalang Grab.
Secara total, Grab telah mengumpulkan tambahan modal senilai US$ 4,5 miliar dalam putaran pendanaan ini. Investor lain yang terlibat dalam pendanaan ini adalah Toyota Motor Corporation, Oppenheimer Funds, Hyundai Motor Group, Booking Holdings, Microsoft Corporation, Ping An Capital, dan Yamaha Motor.
“Investasi ini merupakan salah satu bentuk nyata dari visi Grab sebagai superapp nomor satu di Asia Tenggara dalam mengembangkan ekosistem teknologi di kawasan ini,” ujar Co-Founder dan CEO Grab Anthony Tan dalam siaran pers, Rabu (6/3).
(Baca: Setelah Jadi Decacorn, Grab Fokus Integrasikan Platform )
Anthony mengatakan, Softbank dan anak usahanya, Softbank Vision Fund merupakan investor strategis jangka panjang bagi Grab. Investasi ini akan dipakai Grab untuk mengembangkan diri menjadi Everyday SuperApp. Dengan menjadi aplikasi untuk memenuhi seluruh kebutuhan penggunanya sehari-hari, ia ingin perusahaan bisa meningkatkan taraf hidup bagi para mitranya.
Sebagai Everyday SuperApp, Grab ingin memperluas layanan. Perusahaan sudah mengumumkan beberapa layanan baru, seperti GrabFresh pada tahun lalu. Kini, Grab fokus menjadi open platform, melalui kerja sama dengan banyak perusahaan. Awal tahun ini, Grab menggandeng Hooq untuk menyediakan layanan video on-demand (VoD) di platformnya.
Grab pun berencana menggandeng Booking Holdings untuk menghadirkan fitur pemesanan hotel di aplikasinya. Selain itu, Grab akan berkolaborasi dengan startup di bidang kesehatan asal Tiongkok, Ping An Good Doctor. Dengan demikian, Grab ingin mengukuhkan diri sebagai Everyday SuperApp.
(Baca: Grab Resmi Umumkan Status Decacorn Pertama di Asia Tenggara)
President Grab Ming Maa bersyukur, minat investor untuk terlibat dalam pendaaan ini sangat tinggi. “Kami terus menerima minat dari investor baru dan berharap dapat menyambut lebih banyak pemimpin industri global sebagai mitra kami di 2019,” kata dia.
Investasi Grab di Indonesia
Sementara itu, Partner at SoftBank Investment Advisers David Thevenon mengatakan, perusahaannya sudah bekerja sama dengan Grab selama beberapa tahun. Ia berharap, investasi ini akan membantu Grab mengeksplorasi peluang baru dalam memenuhi kebutuhan mobilitas berdasarkan permintaan pengguna (on-demand mobility), layanan pengiriman, hingga keuangan. “Dengan begitu, Grab bisa terus mengembangkan platform offline-to-online di seluruh Asia Tenggara,” ujarnya.
Secara khusus, Grab berencana untuk menginvestasikan sebagian besar dari dana investasinya di Indonesia. Khususnya, Grab ingin mempercepat perluasan GrabFood dan GrabExpress di Indonesia. Sebab, Grab mencatat bahwa layanannya menguasai 60% pangsa pasar roda dua dan 70% di roda empat di Indonesia. Pendapatan Grab pun tumbuh dua kali lipat di Indonesia pada 2018.
Di regional, pendapatan Grab naik hampir dua kali lipat sejak Maret hingga Desember 2018. Pendapatan GrabFood tumbuh 45 kali lipat selama periode waktu tersebut. GrabFood sendiri sudah hadir di 199 kota di enam negara. Pada periode yang sama, volume instant delivery dan same-day delivery dari GrabExpress meningkat lebih dari tiga kali lipat dan telah tersedia di 150 kota.
Pada tahun lalu, pertumbuhan ekosistem Grab tumbuh signifikan melalui kerja sama dengan pemimpin industri global, seperti Toyota, Hyundai, Microsoft, dan Mastercard. Grab juga menjalin beberapa kemitraan, seperti dengan Central Group dan Kasikornbank di Thailand; OVO, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), dan PT Bank Mandiri Tbk di Indonesia; United Overseas Bank di Singapura; SM Investment Corporation di Filipina; Moca di Vietnam; dan, Maybank di Malaysia.
(Baca: Transaksi GrabFood Diklaim Tumbuh Delapan Kali Lipat dalam Setahun)
Grab Financial Group juga telah memiliki akses ke lisensi uang elekronik (e-money) di enam negara di Asia Tenggara. Sejak diluncurkan pada Maret 2019, pertumbuhan transaksi bulanan Grab Financial Group mencapai hampir lima kali lipat hingga Desember 2018.