Penyedia layanan on-demand Gojek menunjuk mantan Konsultan Strategi McKinsey untuk Asia Tenggara, Lien Choong Luen sebagai General Manager di Singapura. Dia akan bertanggung jawab atas operasional dan kegiatan bisnis Gojek di Singapura.
Sebelum bergabung dengan Gojek, Lien bekerja di bidang strategi jangka panjang dan inovasi di National Research Foundation sejak 2017. Sebelumnya, ia juga bekerja di McKinsey sebagai konsultan strategis selama lima tahun, sejak 2012 sampai 2017.
Presiden Gojek Andre Soelistyo mengatakan, Lien membawa berbagai pengalaman profesional dan kehidupannya ke Gojek. "Pemahamannya yang mendalam tentang inovasi dan kewirausahaan menjadikannya pilihan yang tepat untuk Gojek," kata dia dikutip dari Business Times, Kamis (14/2).
(Baca: Atur Tarif Ojek Online, Kemenhub Perhitungkan Harga BBM hingga Pulsa)
Sementara Lien mengatakan, bahwa Gojek memiliki komitmen jangka panjang untuk Singapura. Ia mengaku sudah mengkaji peran Gojek di Singapura selama layanan beta, dan menurutnya sangat positif.
Adapun Gojek hadir di singapura pada November 2018. Namun, CGS-CIMB Securities Singapore melaporkan, Gojek tampaknya juga mulai perhitungan dalam memberikan tarif promo.
Gojek diperkirakan bakal menghabiskan SG$ 300 juta atau sekitar Rp 3,1 triliun dalam setahun untuk insentif di Singapura. Perkiraan ini pun sudah menghitung pengurangan insentif bagi mitra pengemudi dan kenaikan tarif 30% bagi penumpang.
(Baca: Kemenhub Akan Wajibkan Gojek dan Grab Sediakan Shelter Ojek Online)
Insentif bagi mitra pengemudi menurun dari SG$ 35-310 atau sekitar Rp 361,3 ribu-Rp 4,3 juta menjadi SG$ 10-210 atau sekitar Rp 140 ribu-Rp 2,94 juta per bulan. "Ini artinya, mitra pengemudi perlu mengantar penumpang lebih banyak lagi, tetapi penghasilannya lebih sedikit," demikian dikutip dari KrAsia, beberapa waktu lalu (7/2).