Gojek Optimistis Bisa Segera Mengaspal di Filipina

ARIEF KAMALUDIN | KATADATA
Pengemudi ojek Go-Jek mengantarkan paket ke salah satu kawasan perkantoran di Jakarta, Jumat (26/06/2015). Jasa layanan antar Go-Jek tengah digandrungi warga Jakarta. Warga Ibu Kota memilih menggunakan kendaraan ini untuk membantu aktivitas sehari-hari.
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
24/1/2019, 14.41 WIB

Alhasil, Gojek berinvestasi ke penyedia layanan dompet digital lokal berbasis blockchain, Coins.ph. Dengan begitu, Go-Pay diharapkan bisa lebih dulu beroperasi di Filipina. Go-Pay akan menggabungkan keahlian teknologi, skalabilitas, dan pengalamannya dengan sistem blockchain dari Coins.ph.

Techcrunch melaporkan, nilai investasi ini mencapai US$ 72 juta atau sekitar Rp 1,02 triliun. Namun, Aluwi menolak untuk mengonfirmasi besaran investasi tersebut. Tetapi, ia mengatakan bahwa perusahaan melihat bahwa pembayaran sebagai bagian penting dari platform yang akan berkembang.

Pada kesempatan itu, Aluwi juga berkomentar soal isu Gojek mengakuisi JD.ID. "Kami tidak memiliki rencana dekat atau menengah untuk memasuki ruang e-commerce," kata Aluwi.

(Baca: Gojek Gandeng Startup Blockchain untuk Hadirkan Go-Pay di Filipina)

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara turut melobi pemerintah Filipina agar melonggarkan aturan bagi Gojek. Alasannya, kehadiran Gojek di negara lain secara tidak langsung akan menyumbang devisa bagi Indonesia. "Kami sedang negosiasi dengan Filipina," kata dia.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati